WARTASULSEL, BULUKUMBA – Setelah melalui seluruh rangkaian kegiatan Rapat Kerja (Raker) UM Bulukumba tahun akademik 2024-2025 yang berlangsung sejak tanggal 5-6 September 2024. Hari ini, UM Bulukumba gelar Kuliah Pakar yang menghadirkan rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo) sebagai pemateri di Aula Kampus I UM Bulukumba, Kamis (5/9/2024).
Kuliah pakar tersebut dihadiri oleh pengurus BPH UM Bulukumba, Wakil rektor I, II, dan III, Dekan FKIP, Dekan Fakultas Saintek, Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi, Kepala Lembaga, Badan, dan Biro, serta mahasiswa UM Bulukumba.
Rektor UM Bulukumba Dr. H. Jumase Basra, M. Si. menyambut hangat kehadiran rektor UMGo. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud implementasi kerja sama di kedua universitas.
“Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami ucapkan kepada rektor UMGo karena telah hadir di UM Bulukumba. Perlu kami sampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud implementasi dari Memorandum of Understanding (MoU) yang telah dilakukan sebelumnya”, ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memberikan manfaat besar kepada mahasiswa agar mendapatkan ilmu pengetahuan lebih.
“Bertemu pakar seperti ini tidak bisa dilakukan setiap hari, jadi manfaatkan kesempatan ini dengan baik. Semoga kita semua dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat”, tambah Jumase.
Sementara itu , rektor UMGo, Prof. Dr. H. Abd. Kadim Masaong, M.Pd. dalam presentasinya membawakan materi dengan judul “Pengembangan Self Management (Hard and Soft Skill) Mahasiswa Berbasis Multiple Inteligence”.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya memperkuat komitmen UM Bulukukumba dan UMGo dalam mendukung dunia pendidikan, tetapi juga menjadi wadah penting untuk mempererat hubungan antar perguruan tinggi dikedua institusi.
“Dengan adanya kolaborasi dan partisipasi aktif dari UM Bulukumba dan UMGo, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat di kedua institusi dalam memajukan dunia pendidikan”, tuturnya.
Sedangkan dalam pemaparan materinya, ia mengatakan bahwa mahasiswa harus mengembangkan soft skill dan hard skill.
“Mahasiswa harus bisa mengelola potensi diri utamanya soft skill yang dimiliki sebab 90% keberhasilan mahasiswa ditentukan oleh soft skill. Mahasiswa harus percaya diri, sebab dari percaya diri akan memunculkan energi positif untuk mencapai cita-cita hidup yang dibarengi dengan keberanian dan rasa tanggung jawab. Setelah proses pemantapan potensi diri, cobalah untuk mampu memenej diri, sehingga bisa melahirkan budaya habituasi soft skill & hard skill” yang mengantar pada taat azas budaya akademik sehingga bisa bermuara pada unggul dan berdaya saing”, jelasnya.
Ia juga memberi pesan kepada mahasiswa agar mampu mengelola kecerdasan IESQ (Intelektual, Emosional, Spiritual Quotient)
“Kecerdasan yang kita miliki harus dikelola dengan baik, dimana perkuat idealisme di kepala (IQ), gerakkan tangan untuk merancang tugas (EQ), dan perkuat iman di hati (SQ). Kuliah itu merancang masa depan, bukan hanya mendapat ijazah/gelar. Jadi, motivasi diri sehingga bisa menjadi inovator dan kreator petarung”, tutup Kadim. (Syayyidina Ali)