Presiden LSM LIRA, HM.Jusuf Rizal Secara Aklamasi Pimpin Ormas Madas Nusantara, 2024-2029

Wartasulsel, Jakarta —- Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat), HM. Jusuf Rizal, SH secara aklamasi terpilih dan ditetapkan memimpin organisasi masyarakat (Ormas) Madura Asli (Madas) Nusantara Periode 2024-2029 oleh para tokoh Madura yang memiliki basis anggota.

Ormas Madas Nusantara merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk untuk mewadahi organisasi dan masyarakat Madura, baik lokal, nasional dan luar negeri. Ormas Madas Nusantara menjadi mitra strategis TNI Polri untuk membina, melindungi dan mensejahterakan warga Madura.

Selain pria penggiat anti korupsi, Jusuf Rizal ditetapkan sebagai Ketua Umum, juga menetapkan Ketua Harian, H. Achmad Fauzi Barong sebagai Ketua Harian, Sekretaris Jenderal, H.Fauzi dan Bendahara Umum, H. Abbas Muni serta 15 Formatur guna menyusun struktur pengurus lengkap DPP Madas Nusantara, Periode 2024-2029.

Figur Jusuf Rizal bukan asing didunia aktivis pergerakan, pekerja dan buruh. Pria profesional bertangan dingin itu tercatat memimpin banyak organisasi, diantaranya 19 Tahun memimpin LSM LİRA hingga berhasil meraih Rekor Muri dengan Cabang terbesar dan terbanyak di Indonesia (38 Propinsi, 514 Kabupaten Kota).

Kemudian Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI), Ketua Harian KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) Yorrys Raweyai, Ketua Umum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia), Ketua Umum Indonesian Journalist Watch (IJW), Ketua Umum Indonesian Royalty Watch (IRW), Sekjen Perkumpulan Perusahaan Media Online Indonesia (MOI), Ketua LBH LSM LIRA, serta sejumlah organisasi lainnya.

Selain itu, Jusuf Rizal adalah sosok Pekerja profesional. Ia menjadi anggota Komite Pengawas Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja RI. Pernah menduduki Direktur Pembinaan usia muda PSSI, Direktur Marketing dan Promosi PSSI dan menggagas Liga Sepakbola Anak Indonesia (Ligana). Sekjen NOM (Nasional Organization Mermber) JCI Indonesia (Organisasi Pengusaha Muda Internasional). Pernah di Matari Advertising serta sejumlah perusahaan multinational corporation.

Di dunia politik tokoh Madura berdasarkan Wikipedia, Jusuf Rizal juga tidak asing lagi. Pada Pilpres 2004-2009, Ia menjadi Direktur Blora Center membantu SBY-JK jadi Presiden. Pilpres 2009-2014 dukung SBY-Budiono. Pada Pilpres 2014-2019 dukung Prabowo-Hatta sebagai Ketua Koordinator Relawan. Pada Pilpres 2019-2024 mendukung Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Kemudian menjadi Ketum Partai Parsindo (Partai Swara Rakyat Indonesia) berbasis loyalis HM.Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia.

Menurut catatan redaksi, Jusuf Rizal berdarah biru dari trah Arya Wiraraja (Kerajaan Majapahit) merupakan pekerja keras, optimistik, huble, revolusioner visioner dan memiliki jaringan luas. Pemimpin yang mau turun kebawah. Pernah main sinetron, pencipta lagu serta memiliki sejumlah kreativitas multimedia yang jarang dimiliki pemimpin ormas. Ia juga ikut menggagas Madura Propinsi.

“Saya siap 24 jam untuk membangun ormas Madas Nusantara. Buat saya membangun organisasi adalah ibadah untuk Amal Ma’ruf Nahi Mungkar. Amal jariyah, kelak. Dengan dukungan pengurus dan anggota, saya siap membesarkan Ormas Madas Nusantara agar keberadaannya dirasakan Seluruh warga Madura, masyarakat Nusa dan Bangsa,” tegas Jusuf Rizal dalam pengarahannya.

Guna membesarkan Ormas Madas Nusantara sejumlah konsolidasi disiapkan antara lain konsolidasi organisasi (Jaringan Propinsi, Kabupaten Kota, Kecamatan hingga Desa). Konsolidasi Program (Pendirian LBH, BLK (Balai Latihan Kerja), Koperasi, Lembaga Pendidikan, Radio Madas Nusantara, Media MadasnusantaraNews,com, Pengembangan Manajemen berbasis IT, dll.

banner Umbulukumba.ac.id Asa

PWI Jateng Terbitkan Lima Pernyataan Sikap Korupsi Dana Bantuan BUMN Rp.2,9 Milyar oleh Hendri Bangun dan Kroninya

Wartasulsel.org, Semarang — Setelah PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jawa Timur bicara. Kini, PWI Jawa Tengah terbitkan Lima butir pernyataan sikap tentang kasus di organisasi PWI Pusat terkait dugaan korupsi dan atau penggelapan dana bantuan BUMN untuk UKW (Uji Kompetensi Wartawan) senilai Rp.2,9 milyar oleh Ketum PWI Pusat, Hendri Ch. Bangun dan kroninya

Kepada media (29/5/2024) di Semarang, Jawa Tengah, Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah, Amir Machmud NS didampingi Wakil Sekretaris Aris Syaefudin menjelaskan beberapa hal menyangkut kemelut tersebut, khususnya hubungan Pengurus Harian PWI Pusat dan Dewan Kehormatan (DK), berkaitan dengan dugaan kasus cash back dan fee dana bantuan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dari Kementerian BUMN yang mengalir ke sejumlah pengurus.

Sebagaimana diketahui publik dan viral, kasus dugaan Korupsi dan atau penggelapan dana bantuan/CSR/sponsorship Kementerian BUMN Rp.2,9 milyar dari total Rp.6 milyar oleh empat oknum pengurus PWI Pusat, pertama kali di buka Ketua Dewan Kehormatan (DK) PWI Pusat, Sasongko Tedjo dan Bendum PWI Pusat, Martin Slamet. Indonesian Journalist Watch (IJW) terus mendorong penyelesaiannya.

Kemudian DK PWI Pusat, tanggal 16 April 2024 memberikan sanksi Organisasi terhadap Ketum PWI Pusat, Hendri Ch. Bangun berupa Peringatan Keras dan pengembalian uang yang dikuasai secara tidak sah Rp.1,7 milyar. Sementara Sekjen, Sayid Iskandarsyah, Wabendum, M.Ihsan dan Direktur UKM, Syarif Hidayatullah direkomendasikan dipecat/diberhentikan.

“Infonya, dana tersebut oleh sejumlah penerima, telah dikembalikan ke kas PWI. Akan tetapi keputusan DK yang meminta agar Ketua Umum PWI Pusat, Hendri Ch.Bangun meresafel sejumlah nama — (Sekjen, Wabendum dan Direktur UKM — Red) masih belum dilaksanakan,” tegas Amir

Berdasarkan informasi dari Ketum Indonesian Journalist Watch (IJW), HM. Jusuf Rizal, Hendri Ch.Bangun, Ketum PWI Pusat telah mengembalikan dana yang dikuasai tanpa hak Rp.1.000.080.000.- Kemudian Sekjen, Sayid Iskandarsyah Rp.540 juta. Yang diketahui belum mengembalikan Fee Marketing, Rp.691 juta adalah Direktur UKM, Syarif Hidayatullah

Dalam keterangan PWI Provinsi Jawa Tengah disebutkan akan ikut mendorong penyelesaian masalah yang saat ini membelit PWI Pusat, demi penyelamatan marwah organisasi profesi kewartawanan tertua ini.

Adapun lima poin pernyataan sikap PWI Jateng itu selengkapnya adalah sebagai berikut:

Pertama, sejak kasus tersebut bergulir, ditangani oleh DK PWI Pusat, dan terpublikasi secara luas; pengurus PWI provinsi dan kabupaten/ kota di Jawa Tengah mendapat banyak pertanyaan dari para mitra kerja, baik pemerintah maupun swasta. Dikhawatirka , kasus tersebut bisa menyebabkan penurunan kepercayaan kepada PWI dalam menyelenggarakan kegiatan bersama.

Kedua, PWI Jawa Tengah khawatir, mekanisme organisasi yang sudah tertata melalui PDPRT dan Kode Perilaku PWI, akan menjadi kehilangan makna dan diabaikan oleh anggota apabila para senior di DK, Dewan Penasihat, dan Pengurus tidak mengikutinya dengan komitmen menegakkan konstitusi organisasi. Hal ini akan terefleksi sebagai sikap anggota terhadap konstitusi organisasi.

Pertanyaan-pertanyaan dari para anggota, calon anggota, dan mitra kerja akan bisa dihadapi dan dijawab oleh para pengurus provinsi/ kabupaten/ kota apabila berstandar pemahanan kepatuhan kepada PDPRT dan Kode Perilaku secara konsisten dan tepat.

Ketiga, pemulihan marwah organisasi akan bergantung pada arah sikap Pengurus PWI Pusat dan DK PWI Pusat untuk berkomitmen menyelamatkan organisasi profesi ini ke posisi eksistensial sebagai perkumpulan yang bermartabat, dan benar-benar bermanfaat bagi anggota secara keseluruhan.

Keempat, mendesak para senior PWI di Pusat agar memfokuskan penyelesaian kemelut organisasi dengan mendengarkan suara-suara dari daerah/ provinsi. Jangan mendengar sikap daerah hanya pada saat kongres dan ketika membutuhkan akumulasi suara, melainkan memperlakukan daerah benar-benar sebagai pemilik organisasi.

Kelima, meminta kepada para senior PWI di Pusat agar melepaskan diri dari segala ego dan kepentingan, serta benar-benar bersikap untuk menyelamatkan martabat organisasi.

Pernyataan sikap ini, menurut Ketua PWI Jateng, Amir bertujuan untuk mendorong penyelesaian yang cepat, baik, efektif, dan menyelamatkan organisasi.

“Setelah kongres di Bandung, pada September tahun lalu, kami ingin merasakan perbaikan-perbaikan dalam penataan organisasi. Tetapi hingga sejauh ini selain perbaikan program yang dijalankan, juga menyaksikan pameran ego sektoral yang luar biasa. Inilah yang tidak sepatutnya dipertontonkan,” katanya.

Amir Machmud berharap, agar pernyataan sikap dari Jateng ini didengar dan dicerna oleh para senior di PWI Pusat sebagai masukan untuk kemaslahatan organisasi PWI.

“Duduk bersama, satukan sikap antara DK dan Pengurus, juga Dewan Penasihat sebagai teladan-teladan yang akan menjadi tempat becermin provinsi-provinsi,” ungkanya.

Menurut Jusuf Rizal, Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) pernyataan sikap PWI Jatim dan Jateng menunjukkan keprihatinan yang mendalam karena menimbulkan kerusakan bagi nama baik organisasi PWI. Jika demikian tinggal menunggu sikap PWI daerah lain. Jika Hendri Ch.Bangun terus membangkang, bisa jadi muaranya ke KLB (Kongres Luar Biasa) untuk meminta pertanggungjawaban dari pemberi mandat.

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.