Bangunan Centra Pengolahan Ikan di Desa Bontosunggu Tidak Difungsikan dan Tanah Belum Dilunasi

Wartasulsel.org, Selayar  – Bangunan Centra Pengolahan Ikan (Revitalisasi Sentra IKM) di Desa Bontosunggu, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, yang dibangun dengan anggaran sebesar 6,1 miliar Rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2022, hingga kini masih belum difungsikan.

Bangunan yang seharusnya menjadi pusat aktivitas pengolahan ikan ini justru terlihat terbengkalai dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Selain itu, masalah lain yang mencuat adalah tanah tempat berdirinya bangunan tersebut belum dilunasi oleh pemerintah daerah dimana Instansi ini adalah Disperindagkum Kabupaten Kepulauan Selayar, menambah deretan persoalan yang belum terselesaikan.

Dikonfirmasi salah satu masyarakat Bontosunggu yang tak ingin identitasnya did ungkap via WhatsAppnya, membenarkan hal itu bahwa tanah bangunan Masih ada sekitar 1407 Meter yang di janjikan akan dibayarkan dari tahun kemarin belum terlaksana hingga hari ini. Ujarnya

Rencana tahun kemarin di bayarkan,, tapi nyatanya belum hingga saat ini, masih ada sekitar 1407 Meter,  dan saya juga heran cara pembebasan Lahannya yang cuman Sebagian, tapi Sudah di laporkan ke BPK waktu BPK memeriksa beberapa Waktu yg lalu”

Kondisi ini tentu menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat, terutama para pelaku usaha kecil menengah di sektor perikanan yang sangat berharap dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah daerah terkait upaya penyelesaian masalah ini.

Pemilik Akun Facebook Prince Muhammad Akui Terlibat Kasus Referendum Papua

WARTASULSEL, SELAYAR. Pemilik atau player akun Facebook Prince Muhammad yang dilaporkan oleh Ikatan Jurnalis Selayar (IJAS) ke Polres Kepulauan Selayar atas dugaan penghinaan profesi wartawan, juga ternyata pihak yang sedang dicari oleh Mabes Polri.

Pengakuan itu disampaikan player akun Facebook Prince Muhammad sendiri saat diminta untuk diwawancarai langsung oleh Reporter TVRI Sulsel Kontributor Kepulauan Selayar, Nur Kamar melalui pesan messenger, terkait postingannya yang ingin para pekerja media mengkritik Pemerintah Daerah Kepulauan Selayar.

” Tidak ada yang berani mengkritik Pemerintah, media lokal terlalu banyak makan uang haram dan pengecut,” tulis akun Prince Muhammad di Group Facebook Wajah Selayar, pada Kamis (4/7/2024).

Dikonfirmasi karena dianggap memiliki data atau dokumen terkait penyimpangan di Lingkup Pemda Kepulauan Selayar atau hal-hal yang ingin dikritik, namun pemilik akun tersebut menolak untuk memberikan konfirmasi karena Prince Muhammad hanya ingin dikonfirmasi oleh media lokal saja.

Oh siap nanti yah kalo ada isu terkini. Media nasional TVRI bosku. Saya mau yang media lokal saja,” tulis Prince Muhammad.

Selain itu, Prince Muhammad juga terlibat dalam kasus referendum Papua, sehingga menurut pemilik akun tersebut, dirinya adalah pihak yang dicari oleh Mabes Polri.

Jangan bossku saya lagi di cari oleh mabes polri gara-gara isu kasus referendum papua,” tulis Prince Muhammad

Menanggapi hal tersebut, Petinggi Forum Peduli Selayar (FPS) Andi Nur Hamzah, kepada Pewarta, Minggu (7/7/2024) sore mengatakan jika pengakuan Prince Muhammad tersebut merupakan sebuah fakta tentu pihak TNI dan Polri, utamanya Intel telah kecolongan.

“Tapi saya lebih melihat itu hanya sebagai alasan pemilik akun Prince Muhammad saja. Dia ingin mengalihkan perhatian supaya teman-teman jurnalis di Selayar itu tidak mendesak dia untuk dikonfirmasi secara face to face (tatap muka),” jelas Andi.

Namun terlepas dari itu, Andi Nur Hamzah menilai dan meyakini pemilik atau player Prince Muhammad, seorang intelektual dan kaya akan pengalaman organisasi. Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari penulisan dan cara berkomentarnya di media sosial.

“Player akun Facebook Prince Muhammad itu orang pintar, intelek. Bisa dilihat dari cara penulisannya menyampaikan sesuatu ke orang lain dalam komentar-komentarnya. Paling tidak dia organisatoris dan melek politik,” ungkap Andi Nur Hamzah.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kepulauan Selayar, Iptu. Nurman Matasa, S.H., M.H., menegaskan laporan dari wadah perhimpunan Wartawan Lokal Kabupaten Kepulauan Selayar, Ikatan Jurnalis Selayar (IJAS) terkait akun Facebook bernama Prince Muhammad yang menghina profesi jurnalis akan segera ditindaklanjuti.

“Laporannya, pasti akan kita tindaklanjuti,” tegas Iptu. Nurman Matasa, kepada Pewarta saat dikonfirmasi, Sabtu (6/7/2024) sore.

Diberitakan sebelumnya, Ikatan Jurnalis Selayar (IJAS) resmi melaporkan dugaan penghinaan melalui Media Sosial atas profesi wartawan dengan terlapor Pemilik Akun Facebook Prince Muhammad ke Polres Kepulauan Selayar, Sabtu (6/7/2024) siang.

Rombongan IJAS mendatangi Mapolres Kepulauan Selayar dan diterima langsung oleh Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) II, Bripka Halim di ruang SPKT Polres Kepulauan Selayar. Turut hadir menerima kedatangan para Wartawan Ps. Kasi Humas Polres Aipda Andre Suardi, Piket Reskrim dan Piket Intelkam.

Ikatan Jurnalis Selayar (IJAS) melaporkan pemilik akun medsos Prince Muhammad diwakili oleh Andi Afdal (Media Selayar) sebagai Pelapor.

Sedangkan sejumlah wartawan lain yang turut serta dalam rombongan mengajukan diri sebagai saksi antara lain Imran Hasan (Media LSM- LPRI), Nur Kamar (Kontributor TVRI Sulsel), Aslang Jaya (Selayarnews), Dewi Kekira (Bukamatanews), Abd. Malik (suryatimur.com), Rusman (Republiknews) dan Syarul Radja (Upeks). (Tim).

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX Provinsi Sulawesi Selatan Ingin Nobatkan Saluk Sebagai Cagar Budaya

WARTASULSEL, SELAYAR –  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan menurunkan tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara untuk melakukan peninjauan terhadap beberapa situs cagar budaya yang terletak di Kampung Tua Saluk, Desa Bontona Saluk, Kecamatan Bontomatene, Kepulauan Selayar.

Tim Balai Pelestarian Kebudayaan Sulawesi Selatan tersebut berjumlah 4 orang, masing-masing Pamong Budaya Ahli Madya Drs. Haeruddin, M.M., dan Pamong Budaya Ahli Pertama Abdur Rahim, S.H., serta Yusuf dan Darwis selaku Polisi Khusus Cagar Budaya.

Mereka didampingi oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Selayar, Andi Nur Samsi, S.Si, M.Si., bersama Pengurus Lembaga Adat Kaopuan Saluk Selayar (LAKSS), Andi Bissu Patinnah, S.Sos.

Pamong Budaya Ahli Madya Balai Pelestarian Kebudayaan Sulawesi Selatan, Drs. Haeruddin, M.M., saat dikonfirmasi Pewarta, Senin (24/6/2024) mengatakan peninjauan dilaksanakan atas dasar surat dari pihak LAKSS untuk dilakukan pengecekan objek yang diduga cagar budaya yang ada di Desa Bontona Saluk, Kepulauan Selayar.

“Ada beberapa objek cagar budaya yang kami tinjau antara lain, Masjid Tua Al – Ula’ Saluk, Rumah Adat “Sapo Lohe” Bontona Saluk, Kompleks Makam Opu Bembeng, Kompleks Makam Opu Daeng Massese, dan 7 (Tujuh) buah sumur tua yang berada dalam satu kompleks,” ucap Haeruddin.

Dia mengungkapkan hasil peninjauan bersama timnya terhadap situs cagar budaya yang ada di Kampung Saluk. Dikatakan Haeruddin, ditemukan fakta bahwa situs cagar budaya Masjid Tua “Al – Ula’ ” Saluk memiliki ciri bangunan berbentuk persegi empat presisi dengan atap tumpang tiga.

“Model bangunan Masjid Tua Saluk yang berbentuk persegi empat dan atap masjid bertumpang ini mirip dengan masjid-masjid kuno yang ada di Pulau Jawa, Masjid Katangka di Kabupaten Gowa, dan Masjid Tua Gantarang Lalang Bata, Selayar,” jelas Haeruddin.

Sehingga, jelas Haeruddin, ciri-ciri itulah yang memang menandakan bahwa masjid itu adalah masjid tua atau masjid kuno, karena ada keseimbangan diantara bagian dari bangunan tersebut. Hal ini pula, kata dia, yang menjadi inspirasi sehingga bentuk bangunan Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar juga sudah seperti itu, menjadikan badan masjid berbentuk segi empat dengan atap bertumpang.

Di Pulau Jawa sendiri masjid beratap tumpang tiga seperti ini sendiri memiliki makna filosofi yang mendalam, yakni atap tumpang tiga bermakna seseorang yang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya, yaitu Islam sebagai atap dasar, Iman sebagai atap tengah dan Ihsan sebagai tap atas.

Lanjut, Haeruddin menyebut meski Mesjid Tua Saluk telah dilakukan pemugaran pada bangunannya namun desain dan dinding mesjid yang terbuat dari batu karang tetap dipertahankan. Juga adanya Bedug Tua yang masih menandakan bahwa itu adalah salah satu tinggalan masa lalu yang digunakan untuk memanggil jemaah untuk melakukan shalat atau ibadah.

Selain itu, ciri-ciri masjid kuno itu memiliki lantai bangunan yang lebih tinggi dari jalan. Artinya setiap orang yang akan memasuki masjid harus melewati tangga masjid. Ciri lainnya, memiliki ruang publik atau alun-alun disekitar bangunan masjid. “Dan hal ini juga dimiliki oleh Masjid Tua di Dusun Saluk,” beber Haeruddin.

Selanjutnya, Haeruddin bersama tim melakukan peninjauan ke Makam Opu Daeng Massese yang merupakan salah seorang tokoh yang dianggap oleh masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat penting, utamanya terhadap pemerintahan lokal maupun terkait masalah penyiaran agama Islam.

“Jadi berdasarkan informasi, Opu Daeng Massese ini adalah selain pemimpin dengan pengaruhnya yang kuat, juga salah seorang penganjur agama Islam di daerah tersebut,” tuturnya.

Tim kemudian melanjutkan peninjauan ke sebuah makam lainnya yang berada di sebuah lokasi diatas ketinggian. Dimana oleh masyarakat Saluk menyebutnya, Makam Opu Bembeng.

Haeruddin mengungkapkan apabila lokasi dan bentuk dari sebuah pemakaman berada diketinggian, maka hal itu menandakan bahwa lokasi tersebut adalah tempat yang suci dan tokoh yang tempatkan atau dimakamkan ditempat itu adalah tokoh penting dan berpengaruh, berwibawa serta memiliki kharisma yang kuat. Karenanya, kata dia, tokoh tersebut dimakamkan ditempat yang suci.

“Seluruh agama menganut kepercayaan bahwa tempat yang tinggi itu diartikan sebagai kesucian, keagungan dan ketinggian derajat. Kenapa kemudian seorang tokoh penting selalu dimakamkan diatas ketinggian atau tempat yang tinggi salah satu alasannya adalah untuk mencapai moksa atau nirwana,” tutur Haeruddin.

Haeruddin menambahkan ia bersama tim melanjutkan peninjauan dan pengecekan terhadap 7 (tujuh) sumur tua yang jaraknya kira-kira sekitar 30 meter dibawah kemiringan lereng arah timur dari lokasi Makam Opu Bembeng. Sumur tersebut merupakan sumur tertua yang ada di Desa Bontoma Saluk.

“Sumur dan air adalah salah satu sumber kehidupan. Air adalah sesuatu yang vital dalam kehidupan manusia. Keberadaan sumur tua ini menjadi penanda bahwa ada peradaban pada masa lalu di salah satu kerajaan di Selayar ini,” terang Haeruddin.

Lebih lanjut, Haeruddin mengatakan lokus terakhir peninjauan situs cagar budaya yakni rumah adat “Sapo Lohe” Bontona Saluk. Dia mengungkap Sapo Lohe merupakan peninggalan yang sangat mencirikan bahwa bangunan itu sebuah bangunan adat yang berbeda dari bangunan lainnya.

Hal itu, kata Haeruddin, dibuktikan dengan adanya ornamen-ornamen yang memang mencirikan bahwa yang mempunyai rumah tersebut adalah bukan orang biasa, melainkan punya pengaruh kuat diwilayah itu. Seperti adanya batu pelantikan (Batu Pallantikang, dalam Bahasa Selayar) disekitar rumah adat.

“Setelah kami tinjau, rumah adat Sapo Lohe sendiri, memiliki tiang sebanyak 36 buah. Ada beberapa tiang yang berbentuk segi delapan, dan yang lainnya segi empat. Dari 36 tiang itu sudah manjadi pertanda bahwa ini juga salah satu bangunan kuno yang perlu dilestarikan,” jelas Haeruddin.

Untuk itu, Haeruddin selaku Pamong Budaya Ahli Madya Balai Pelestarian Kebudayaan Sulawesi Selatan, yang mewakili Kementerian Pendidikan, Dan Riset Dan Tekhnologi berharap kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar untuk memberikan perhatian dengan melakukan perlindungan dan pelestarian terhadap cagar budaya yang ada di Desa Bontona Saluk tersebut.

“Kami dari pihak Kementerian Pendidikan, Dan Riset Dan Tekhnologi Dirjen Kebudayaan dalam hal ini Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara berharap banyak kiranya pihak Pemerintah Dserah Kabupaten Kepulauan Selayar, sebagai pemilik cagar budaya tersebut untuk melakukan tindakan perlindungan dan pelestarian, karena dikhawatirkan cagar budaya tersebut rusak atau punah jika tidak diperhatikan,” imbuh Haeruddin.

Dia mengatakan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Pemda Kepulauan Selayar dalam melakukan perlindungan dan pelestarian terhadap cagar budaya tersebut, misalnya dengan melakukan pemberian papan nama, papan informasi berdasarkan sejarah keberadaan cagar budaya tersebut.

“Bahkan jauh lebih bagus lagi jika Pemda Kepulauan Selayar menjadikan dan menetapkan Kampung Saluk sebagai Kawasan Cagar Budaya di Kepulauan Selayar,” ucapnya.

Haeruddin menjelaskan bahwa berdasarkan kewenangan antara pemrintah pusat dan daerah, maka tugas pokok Balai Pelestarian Kebudayaan Sulawesi Selatan terkait cagar budaya telah diserahkan sepenuhnya kepada Pemda Kepulauan Selayar. Pihaknya kini hanya memiliki tugas melakukan pendataan situs cagar budaya untuk kemudian dimasukkan kedalam data base bahwa di Kepulauan Selayar ada beberapa cagar budaya yang perlu diperhatikan.

Oleh karena itu, Haeruddin menyebut bahwa yang paling utama adalah peran Pemda Kepulauan Selayar, karena pemda-lah yang sesungguhnya mempunyai dan memiliki situs itu. Pemda Selayar melalui Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB) dapat melakukan penilaian terhadap cagar budaya yang ada di Bontona Saluk.

“Untuk penetapan situs cagar budaya bukan lagi oleh Kemdikbudristek, tetapi sudah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah melalui Surat Keputusan Bupati.  (Tim).

Mantri Andi Rusman: Ahli Sunat dengan Pengalaman Bertahun-tahun

Wartasulsel.org, Selayar – Mantri Andi Rusman telah lama dikenal sebagai salah satu ahli sunat paling berpengalaman di daerah ini. Dengan lebih dari 10 tahun pengalaman, Mantri Andi telah membantu ribuan pasien dengan teknik sunat yang aman dan minim rasa sakit.

Berbekal keterampilan yang diperoleh dari pelatihan intensif dan pengalaman praktik yang luas, Mantri Andi selalu memastikan setiap prosedur dilakukan dengan standar kebersihan dan keamanan tertinggi. Para pasien dan orang tua mereka merasa tenang dan puas dengan layanan profesional yang diberikan.

“Pengalaman dan keahlian Mantri Andi Rusman adalah yang terbaik,” ujar salah satu orang tua pasien. “Anak saya merasa nyaman dan proses penyembuhannya sangat cepat.”

Mantri Andi terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam teknik medis sunat, sehingga pasien dapat merasakan manfaat dari praktik-praktik medis terkini.

Andi Rusman kepada Pewarta saat dikonfirmasi via WhatsAppnya mengatakan, selama saya menjadi Mantri di Kesehatan sudah melakukan sunat Ratusan kali sehingga cerita tentang pengalaman sudah tidak di ragukan lagi. Tegasnya

Untuk informasi lebih lanjut atau untuk membuat janji temu, Anda dapat menghubungi Mantri Andi Rusman di nomor kontak WhatsApp nya +62 813-5575-1097 atau mengunjungi link Facebooknya Andi Rusman.

Pengerjaan Breakwater di Pantai Utara Bonea Selayar Tanpa AMDAL, Hanya Gunakan Surat Keterangan

WARTASULSEL, SELAYAR – Proyek pembangunan breakwater di Pantai Utara Benteng Selayar telah menuai kontroversi setelah terungkap bahwa pengerjaan tersebut dilakukan tanpa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebagai gantinya, pihak pengembang hanya menggunakan surat keterangan yang dianggap tidak memenuhi standar kelayakan lingkungan.

Proyek ini, yang bertujuan untuk melindungi garis pantai dari abrasi dan gelombang tinggi, dikhawatirkan oleh sejumlah pihak dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem laut dan pesisir di sekitarnya. AMDAL merupakan dokumen penting yang seharusnya menyertai proyek-proyek berskala besar seperti ini, karena memberikan analisis mendalam mengenai potensi dampak lingkungan serta rencana mitigasi yang perlu dilakukan.

Sejumlah aktivis lingkungan dan LSM menyayangkan keputusan ini. “Proyek sebesar ini tidak seharusnya dilakukan tanpa adanya kajian AMDAL. Lingkungan kita berharga dan perlu dilindungi dengan benar,” ujar Ahmad, salah satu aktivis lingkungan.

Di sisi lain, pihak pengembang Sebagai Konsultan CV. Dinamika Konsultan serta Penyedia Jasa CV. Wira Sarana tidak mematuhi semua regulasi yang diperlukan dan hanya surat keterangan yang mereka Miliki

Disaat yang sama Humas LSM LIRA juga berpendapat bahwa, ini pengerjaan sudah jelas melanggar dari segi material yang di gunakan tidak sesuai peruntukannya. Jelas Humas Lira

Humas LSM LIRA menambahkan, ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai situasi pengerjaan breakwater tanpa AMDAL, mencakup sudut pandang dari berbagai pihak yang terlibat.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan juga memberikan tanggapan terkait hal ini. Mereka mengakui adanya kekurangan dalam pengawasan dan akan segera melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak melanggar aturan yang ada.

Masyarakat kini menunggu hasil investigasi tersebut dan berharap bahwa langkah-langkah yang tepat akan diambil untuk melindungi lingkungan dan kepentingan warga setempat. Keputusan untuk tidak menggunakan AMDAL dalam proyek ini telah membuka diskusi yang lebih luas tentang pentingnya kelengkapan dokumen lingkungan dalam setiap proyek pembangunan.

Akses Jalan Menuju SMK 3 Makin Buruk, Pelajar Dan Masyarakat Sulit Melintas Pada Musim Hujan

Wartasulsel.org, Selayar – Ruas jalan menuju SMK Negeri 3 Kabupaten Kepulauan Selayar sudah sangat berlangsung lama terbengkalai sehingga akses jalan rusak dan berlumpur jika hujan tiba.

Diketahui, Ruas jalan ini tidak tersentuh oleh pengerjaan dan penganggaran bahkan sering nya di usulkan dalam Musrenbang Kelurahan tidak terwujud di karenakan ada salah satu pihak yang menahan untuk tidak dilaksanakan pengerjaan meskipun anggaran sudah di turunkan. Ruas jalan belum pernah tersentuh dari bupati almarhum Bupati Syahrir Wahab hingga 2 periode kepemimpinan bupati sekarang.

Dikonfirmasi awak media Kabid Bina Marga PUTR Kabupaten Kepulauan Selayar Ibu Mutmainnah melalui Pesan WhatsAppnya 02/06/2024 mengatakan, Jadi beberapa tahun lalu, Dinas PUTR sudah pernah programkan “Tapi tidak terlaksana karena ada beberapa kendala, Kesiapan lahan dan anggarannya pernah direfocusing untuk penanganan covid pak”. Ucap Kabid Bina Marga

“Rusaknya jalan ini sudah terjadi nyaris bertahun – tahun Namun yang mengherankan, kok semua pihak seakan tutup mata. Padahal hanya perlu sedikit anggaran memperbaikinya,” tutur Iwan, seorang pengendara yang melintas.

Iwan juga sempat menyinggung momen Pilkada saat ini dan Pileg yang sudah terlewati Menurutnya, event politik tersebut pun bahkan tak menjadi alasan bagi para pejabat yang berebut kekuasaan itu untuk membenahi infrastruktur yang rusak tersebut.

“Artinya memang para pejabat kita sudah buta. Butuh dengan suara rakyat saat Pemilu, tapi ketika rakyat meminta dan berharap, semua hanya bisa janji-janji kosong saja,”

Vermin Administrasi Dukungan Perseorangan Pilkada 2024 Belum Memenuhi Syarat

Wartasulel.org,  Selayar – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan menyatakan dokumen dukungan hasil verifikasi administrasi bakal pasangan calon (Bapaslon) perseorangan untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Selayar Tahun 2024, Abdul Rahman Masriat dan Daeng Marowa belum memenuhi syarat.

Demikian disampaikan Ketua KPU Kepulauan Selayar, Andi Dewantara dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil verifikasi administrasi dokumen dukungan bakal pasangan calon perseorangan untuk Pilkada 2024, di Ruang Rumah Pintar Pemilu KPU Kepulauan Selayar, Sabtu (1/6/2024) malam.

“Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim, dokumen dukungan hasil verifikasi administrasi bakal pasangan calon perseorangan Abdul Rahman Masriat dengan Daeng Marowa, kami nyatakan belum memenuhi syarat, untuk selanjutnya dapat dilanjutkan kedalam tahap perbaikan kesatu,” ucap Ketua KPU Kepulauan Selayar, Andi Dewantara.

Andi Dewantara mengatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan atau verifikasi administrasi dokumen dukungan, dari 10.611 total jumlah dukungan yang tersebar di 11 kecamatan di Kepulauan Selayar, yang dinyatakan Memenuhi Syarat (MS) sebesar 9.641 dukungan, Belum Memenuhi Syarat (BMS) 640 dukungan, dan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) 330 dukungan.

Sementara diketahui syarat minimal dukungan bapaslon perseorangan dalam Pemilihan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Selayar Tahun 2024 yang telah ditetapkan oleh KPU Kepulauan Selayar yakni sebanyak 10.118 dukungan.

Kendati dinyatakan belum memenuhi syarat, Andi Dewantara menerangkan bahwa bapaslon perseorangan Abdul Rahman Masriat – Daeng Marowa tetap dapat melakukan perbaikan kesatu, yang jadwalnya dimulai tanggal 3 Juni sampai dengan 7 Juni 2024.

Kemudian, kata dia, ketika dalam melakukan perbaikan atas dokumen yang belum memenuhi syarat, bakal pasangan calon juga dapat melakukan pengunggahan dokumen baru. Sehingga, jika bapaslon masih memiliki dukungan yang belum pernah diajukan sebelumnya dan masih tersimpan, maka dipersilahkan untuk melakukan penambahan.

“Jadi dua hal tersebut yang dapat dilakukan oleh bapaslon berdasarkan Surat Edaran KPU RI dengan nomor 815/PL.02.7-SD/05/2024, tanggal 28 Mei 2024, yang ditandatangani langsung oleh Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari, perihal verifikasi administrasi dokumen syarat dukungan bakal calon perseorangan dalam pemilihan serentak tahun 2024,” terang Andi Dewantara.

Selanjutnya, Ketua KPU Kepulauan Selayar Andi Dewantara menyerahkan Berita Acara Nomor 292/Pl.01.4-ba/7301/2024 Tentang Hasil Verifikasi Administrasi Dukungan Bakal Pasangan Calon Bupati Dan Wakil Bupati Kepulauan Selayar, kepada Liaison Officer (LO) Bakal Calon Perseorangan Abdul Rahman Masriat – Daeng Marowa.

Penyerahan berita acara tersebut disaksikan oleh 3 (tiga) Komisioner KPU Kepulauan Selayar lainnya, yakni Mansur Sihadji, Ahmad S dan Muhamad Arsat, serta Komisioner Bawaslu Kepulauan Selayar, Nurul Badriyah bersama Anggota Herawati Mufid, dan Azmin Khaidar.

Hadir pula dalam kegiatan ini Ketua dan Divisi Teknis PPK se- Kepulauan Selayar, Operator Bakal Calon Perseorangan Abdul Rahman Masriat – Daeng Marowa, serta undangan lainnya. (Tim).

Wabup Selayar Bangga Di Percaya Sebagai Ketua Panitia PSBM XXIV 2024

WARTASULSEL, KEPULAUAN SELAYAR – Wakil Bupati Kepulauan Selayar H. Saiful Arif, SH menyampaikan rasa bangga dan bahagianya karena Selayar mendapatkan kehormatan menjadi Ketua Panitia pada Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar (PSBM) XXIV Tahun 2024.

Ini disampaikan Wabup Saiful Arif kepada awak media usai menghadiri PSBM XXIV di Hotel Four Points Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (21/4/2024).

“Saya sangat berbangga dan berbahagia, bersyukur dan berterima kasih, karena Selayar mendapat kehormatan untuk menjadi ketua panitia pelaksana yang masih merupakan representasi dari pak Agus Rabang sewaktu beliau menjadi Ketua Kerukunan Keluarga Besar Selayar (KKBS), ucap Saiful Arif.

Saiful Arif mengemukakan, dirinya bersama sejumlah OPD terkait membawa Sanggar Seni Passiana dengan menampilkan tari Pakarena Gantarang pada pembukaan PSBM. Tari ini kata dia adalah sebuah tari penyambutan tamu orang-orang terhormat. Kemudian menampilkan tari empat etnis yang sempat memukau segenap yang hadir.

“Saya berterima kasih kepada teman-teman karena dengan sinergitas dan kekompakan sehingga amanah ini dapat kita laksanakan dengan baik, lancar, aman dan sukses,” pungkasnya.

“Terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman kepala dinas baik itu dari Disdagkum, perikanan, pertanian juga dinas lain, termasuk dari Balai Taman Nasional Takabonerate yang turut memberikan sumbangsih, sehingga tugas dan amanah yang diberikan kepada Kabupaten Kepulauan Selayar berjalan sukses,” lanjutnya.

Selain dihadiri oleh 35 pelaku usaha dari berbagai sektor, Saiful Arif juga mengungkapkan bahwa PSBM tersebut turut dihadiri oleh Ketua Dewan Kehormatan BPP-KKSS/Penggagas PSBM H. M. Jusuf Kalla.

“Banyak materi-materi yang disampaikan oleh pak JK dan ini menjadi catatan kami bahwa Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah bukan jaminan, namun harus didukung dengan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu mengolah dan mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di Selayar,” jelas Saiful Arif.

Diberitakan sebelumnya bahwa Kabupaten Kepulauan Selayar melalui Disdagkum mengikuti pameran UMKM yang merupakan rangkaian kegiatan PSBM XXIV. Dalam pameran itu menampilkan sejumlah kerajinan tangan produk lokal Selayar dan kue-kue khas Selayar. (Humas IKP Diskominfo SP/Im-Aan)

Ketegangan antara WNA Dengan Warga Lokal Selayar belum ada titik temu

WARTASULSEL, SELAYAR – Warga Negara Asing (WNA) asal Jerman, yang mengelola pantai Pinang di Pantai Timur Selayar, di Kecamatan Bontosukuyu Kepulauan Selayar, nyaris bentrok dengan warga Kepulauan Selayar yang memancing di pantai Timur pada, Senin (25/3/2024).

Berawal saat kami berlabuh dan memancing di Pantai Timur dan kemudian kami didatangi oleh seorang yang mengaku pengelola obyek wisata dan anak buah sang WNA, kemudian tiba-tiba mereka datang pake speedboat dan menabraki kami punya perahu sambil mengancam akan memutus tali pancing dan mengelilingi perahu kami dengan speed, kami membalas keras dan mereka bertengkar, jelas Agus, nakoda kapal yang ditabraki.

Jelas sekali mereka mengusir kami dari lokasi kami memancing, entah apa yang ada dibenak bule itu, ujar Agus.

Bukan saja kami, tapi beberapa kali memang orang Jerman disitu bikin ulah melarang nelayan mancing dan malah menabraki perahu nelayan. Sudah banyak kejadian pengusiran dan sudah beberapa kali menabrak perahu nelayan lokal.

Hingga saat ini belum ada penyelesaian ketegangan namun diperoleh informasi, bahwa ada keterlibatan orang atas keberadaan warga negara asing dalam mengelola Pantai Pinang sebagai obyek wisata khusus.

Redaksi juga cukup kesulitan melakukan konfirmasi ke pihak WNA asal Jerman yang mengelola obyek wisata Pantai Pinang. (Tim).

Pencarian Terhadap Kru Kapal Yuiee Jaya II yang hilang Resmi Di Tutup

WARTASULSEL – Pencarian terhadap kru Kapal Yuiee Jaya II yang hilang dihentikan hari ini, Kamis, 21 Maret 2024 di Pelabuhan Benteng Kabupaten Selayar setelah dilakukan pencarian selama 10 hari.

“Setelah melaksanakan pencarian terhadap korban kecelakaan kapal dengan nama kapal Yuiee Jaya II selama tujuh hari sesuai dengan SOP Basarnas dan telah dilakukan penambahan tiga hari, dan hari ini adalah hari kesepuluh, maka operasi sar kami nyatakan untuk dihentikan dan ditutup,” kata Mexianus Bekabel, Kepala Kantor Basarnas Makassar.

Mexianus menambahkan bahwa pihak Basarnas telah menginformasikan kepada VTS Makassar, SROP Makassar, dan MATS Sultan Hasanuddin untuk menyebarkan informasi kepada kapal-kapal atau pesawat yang melintas Perairan Selayar dan sekitarnya jika mengetahui, melihat dan atau menemukan korban dapat menghubungi pihak Basarnas.

“Petang ini, atas kesepakatan bersama dengan pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Selayar beserta seluruh unsur yang terlibat, telah dilakukan penandatangan berita acara serah terima korban selamat kepada pemerintah setempat, yang kemudian dilanjutkan dengan penutupan operasi sar bersama dengan seluruh potensi SAR yang terlibat,” kata Mexianus.

Perlu diketahui bahwa KM Yuiee Jaya II dengan rute Jakarta – Lombok merupakan kapal penangkap ikan dengan 35 abk dan terdampak cuaca buruk hingga tenggelam di Perairan Selayar pada Sabtu (9/3/2024) namun sayangnya hal ini baru diketahui pada Senin (11/3/2024) setelah dua abk ditemukan terdampar oleh nelayan setempat di Pulau Jampea di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Hingga kini telah ditemukan 12 orang selamat, 4 orang meninggal dunia dan 18 orang dinyatakan hilang.