Energi Listrik Bangkitkan UMKM Pantai Merpati Bulukumba

Suasana malam hari pantai merpati Bulukumba, Minggu (27/10/24) / Mutiara

WARTASULSEL, Bulukumba – Pantai Merpati di Bulukumba, yang dulunya hanyalah sebuah destinasi wisata alam biasa, kini telah berubah menjadi pusat kegiatan ekonomi yang hidup dan dinamis, terutama bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan adanya akses listrik yang stabil dan terus mengalir sepanjang hari, pantai ini kini menjadi tempat di mana masyarakat setempat dapat mengembangkan bisnis mereka dan meningkatkan perekonomian lokal. Tidak hanya memberikan keindahan alam, Pantai Merpati kini juga menjadi simbol bagaimana energi listrik dapat mengubah kehidupan banyak orang.

Dulu, Pantai Merpati hanya ramai dikunjungi pada siang hari. Saat malam tiba, pantai ini perlahan-lahan tenggelam dalam kegelapan dan sunyi. Para pedagang makanan dan minuman yang mengandalkan cuaca cerah dan waktu siang untuk berjualan sering kali harus menutup lapak mereka lebih awal karena tidak ada listrik yang mendukung aktivitas malam hari. Namun, semuanya berubah ketika pasokan listrik mulai menjangkau setiap sudut pantai, membuka peluang baru bagi para pedagang untuk memperpanjang jam operasional mereka.

Kini, ketika malam tiba, Pantai Merpati dipenuhi dengan lampu-lampu terang dari kios-kios yang berjejer di sepanjang pantai. Suasana yang dulu sunyi kini berubah menjadi semarak dengan hiruk pikuk para pedagang yang sibuk melayani pelanggan, anak-anak yang bermain di pinggir pantai, dan pengunjung yang duduk bersantai menikmati angin malam. Kehadiran listrik di pantai ini benar-benar membawa perubahan besar bagi semua yang terlibat.

Salah satu kisah inspiratif datang dari Ibu Nanna, seorang pedagang bakso bakar dan minuman Pop Ice yang sudah lama berdagang di Pantai Merpati. Bagi Ibu Nanna, listrik bukan hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga memberi kesempatan baginya untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan adanya listrik, ia dapat menyimpan bahan-bahan baku di dalam freezer, menjaga es tetap beku hingga malam hari, dan bahkan menambah variasi menu minuman segar untuk para pengunjung pantai.

“Dulu, saya selalu khawatir kalau jualan es di sore atau malam hari karena esnya cepat mencair. Tapi sekarang, berkat listrik, saya bisa menjaga es tetap beku sepanjang hari, bahkan sampai malam. Pelanggan saya juga semakin banyak yang datang malam hari untuk menikmati bakso bakar dan minuman segar. Ini benar-benar mengubah cara saya berjualan,” ujar Ibu Nanna dengan penuh antusias saat diwawancarai oleh WARTASULSEL pada Minggu (27/10/2024).

Ibu Nanna juga menambahkan bahwa dengan adanya listrik, ia sekarang lebih fleksibel dalam mengatur waktu dan tidak perlu terburu-buru menghabiskan dagangan di siang hari. Ia bahkan mulai merencanakan untuk menambah variasi menu seperti sosis bakar dan aneka jus buah yang segar. “Dengan adanya listrik, saya bisa menggunakan alat pemanggang yang lebih canggih untuk bakso dan sosis, serta blender untuk membuat jus. Ini benar-benar membuka peluang bagi saya untuk terus berinovasi dan menambah variasi menu,” ungkapnya.

Selain itu, listrik juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pedagang di Pantai Merpati. Ibu Nanna mengakui bahwa dengan adanya penerangan di kiosnya, ia merasa lebih aman untuk berjualan hingga malam. Lampu-lampu yang menerangi kios-kios para pedagang membuat suasana di Pantai Merpati lebih hidup dan ramah bagi pengunjung yang datang pada malam hari.

“Dulu, saya takut kalau berjualan sampai malam karena gelap dan sepi. Tapi sekarang, dengan adanya lampu, pantai ini jadi lebih ramai dan saya merasa aman. Pengunjung juga banyak yang datang untuk makan malam sambil menikmati suasana pantai. Saya sangat bersyukur dengan adanya listrik ini,” lanjut Ibu Nanna.

Tidak hanya para pedagang yang merasakan dampak positif dari kehadiran listrik di Pantai Merpati. Para pengunjung pun turut menikmati kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh infrastruktur listrik yang stabil. Rizki, seorang pengunjung setia Pantai Merpati, mengaku sangat mengapresiasi perubahan yang terjadi di pantai ini sejak listrik hadir.

“Dulu kalau datang ke sini sore-sore, saya hanya bisa menikmati pantai sampai matahari terbenam. Setelah itu, pantainya jadi sepi dan gelap. Tapi sekarang, suasana malam di sini jadi lebih asyik. Banyak kios makanan yang buka sampai malam, lampu-lampu menerangi sepanjang pantai, dan saya bisa nongkrong lebih lama bersama teman-teman. Listrik benar-benar membawa perubahan besar bagi tempat ini, dan saya sangat mengapresiasi upaya PLN yang telah mendukung para pedagang di sini dengan listrik yang stabil,” kata Rizki sambil menikmati minuman segarnya.

Kehadiran listrik juga membuat Pantai Merpati semakin menarik sebagai destinasi wisata malam hari. Andi, seorang pengunjung lain yang sering datang bersama keluarganya, merasa bahwa suasana di Pantai Merpati semakin nyaman dan ramah keluarga. “Sekarang kami bisa datang kapan saja, tidak hanya siang hari. Malam hari di pantai ini sangat menyenangkan, terutama dengan banyaknya pilihan makanan dan minuman yang tersedia. Anak-anak saya suka sekali makan bakso bakar sambil bermain di tepi pantai. Terima kasih kepada PLN yang sudah membantu membuat pantai ini lebih hidup,” ungkap Andi.

Listrik bukan hanya menghadirkan kemudahan dalam operasional para pedagang, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi ekonomi lokal. Dengan adanya pasokan listrik yang stabil, banyak pelaku UMKM yang mulai merencanakan untuk memperluas bisnis mereka. Ibu Nanna misalnya, bercita-cita untuk membuka cabang kiosnya di lokasi lain di sekitar Pantai Merpati. “Saya ingin membuka satu lagi kios di sini, mungkin dengan menu yang lebih bervariasi. Dengan adanya listrik, saya yakin bisa melayani lebih banyak pelanggan dan meningkatkan pendapatan saya,” kata Ibu Nanna penuh harapan.

Tak hanya itu, PLN juga berperan besar dalam mendukung kegiatan sosial dan budaya di Pantai Merpati. Dengan adanya listrik, pantai ini sering digunakan sebagai lokasi untuk berbagai acara, seperti festival budaya, pasar malam, hingga pertemuan keluarga. Semua acara ini bisa terlaksana dengan lancar berkat adanya listrik yang membuat area pantai tetap terang dan nyaman hingga larut malam.

Pengaruh positif dari hadirnya listrik di Pantai Merpati juga dirasakan oleh masyarakat sekitar. Banyak di antara mereka yang kini memiliki kesempatan untuk membuka usaha baru di pantai ini, memanfaatkan suasana yang semakin ramai dan penerangan yang memadai. Bagi masyarakat setempat, Pantai Merpati bukan lagi sekadar tempat wisata alam, melainkan juga menjadi tempat mencari nafkah dan berkumpul bersama keluarga dan teman-teman.

Pak Amir, seorang penjual jus buah merasakan betul manfaat kehadiran listrik dalam usahanya. “Dulu saya hanya bisa berjualan jus di siang hari, karena alat-alat yang saya gunakan tidak bisa bekerja tanpa listrik. Tapi sekarang, saya bisa terus melayani pelanggan sampai malam. Pengunjung semakin banyak yang datang malam-malam untuk menikmati jus segar. Ini benar-benar membantu usaha saya berkembang,” ujar Pak Amir dengan senyum penuh rasa syukur.

Transformasi Pantai Merpati menjadi pusat kegiatan UMKM yang hidup dan dinamis ini merupakan bukti nyata bagaimana infrastruktur listrik dapat menggerakkan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Para pelaku usaha kini memiliki kesempatan untuk berkembang lebih besar, dan para pengunjung pun menikmati pengalaman yang lebih lengkap dan nyaman saat berkunjung ke pantai ini.

Dengan adanya dukungan listrik yang terus mengalir, Pantai Merpati tidak hanya menjadi tempat yang indah untuk bersantai, tetapi juga menjadi jantung perekonomian lokal yang terus berdetak. Para pedagang seperti Ibu Nanna, Pak Amir, dan banyak pelaku UMKM lainnya kini dapat menjalankan usaha mereka dengan lebih leluasa, berinovasi, dan memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung.

Melalui upaya yang terus berkelanjutan, PLN telah berperan penting dalam menghadirkan energi yang membawa kehidupan baru di Pantai Merpati. Energi listrik bukan hanya sekadar sumber daya, tetapi juga menjadi fondasi bagi harapan dan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Bulukumba. Pantai Merpati adalah bukti bahwa dengan dukungan infrastruktur yang tepat, potensi lokal dapat berkembang pesat dan memberikan manfaat bagi semua.

banner Umbulukumba.ac.id Asa

Peran Serta PLN sebagai Roda Penggerak Ekonomi di Bulukumba, Sulawesi Selatan 

WARTASULSEL, Bulukumba – Di sudut selatan Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba berdiri dengan segala kekayaan alamnya, mulai dari hamparan sawah hijau, pantai berpasir putih, hingga tradisi pembuatan kapal legendaris Pinisi yang mendunia. Kabupaten ini menyimpan potensi luar biasa, tetapi seperti halnya mutiara yang terpendam, kekayaan tersebut membutuhkan cahaya untuk bersinar. Di sinilah PLN hadir sebagai penerang sekaligus penggerak yang membangkitkan potensi terpendam Bulukumba dan menjadi jantung kehidupan yang menggerakkan setiap sendi perekonomian masyarakat.

Selama bertahun-tahun, Bulukumba dikenal sebagai salah satu lumbung ekonomi Sulawesi Selatan, dengan sektor-sektor unggulan seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan kerajinan kapal. Namun, seperti api tanpa bahan bakar, pembangunan ekonomi tak mungkin berkembang tanpa pasokan energi yang memadai. Listrik menjadi nadi kehidupan yang memberi tenaga bagi usaha-usaha kecil, menengah, hingga besar, yang kesemuanya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Peran PLN, dengan segala usahanya untuk menyediakan listrik yang stabil dan merata, telah menjadi tiang penyangga ekonomi dan kehidupan di kabupaten ini.

Kehadiran listrik tak hanya sekadar menyalakan lampu di rumah-rumah penduduk, tetapi membawa sinar harapan baru yang menyentuh kehidupan mereka secara lebih dalam. Di sebuah desa pesisir di Bulukumba, tepatnya Desa Bira, Bonto Bahari, seorang warga lokal, Ahmad, mengenang bagaimana dulu listrik sering padam, menyebabkan aktivitas ekonomi terhenti. “Kami hidup di bawah ketidakpastian. Setiap kali listrik padam, semua usaha harus berhenti. Sekarang, listrik lebih stabil, usaha homestay dan hasil laut yang kami jual kepada wisatawan berjalan lancar. Hidup kami berubah,” katanya dengan nada penuh rasa syukur. Cahaya yang stabil dari PLN tidak hanya menerangi rumah-rumah mereka, tetapi juga menyinari perekonomian lokal yang mulai bangkit, khususnya sektor pariwisata yang menjadi daya tarik utama di kawasan tersebut.

Bira, dengan pantainya yang memukau, kini menjadi destinasi wisata yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menghidupi banyak keluarga. Pengelola homestay, pedagang suvenir, hingga nelayan yang menjual hasil tangkapannya kepada wisatawan semua merasakan dampak langsung dari hadirnya listrik yang andal. Kini, listrik PLN yang mengalir tanpa hambatan menjadi penggerak utama dari roda perekonomian di wilayah ini, menyatukan setiap orang dalam harmoni kehidupan yang lebih baik.

Namun, Bulukumba bukan hanya soal pariwisata. Di Tana Beru, yang dikenal sebagai pusat pembuatan kapal Pinisi, cahaya listrik juga menyulut semangat baru. Zainuddin, seorang pengrajin Pinisi yang sudah menekuni profesinya selama lebih dari dua dekade, berbicara dengan penuh bangga tentang perubahan yang terjadi. “Dulu, kami hanya mengandalkan tenaga manusia dan alat-alat sederhana. Prosesnya sangat lambat. Sekarang, dengan adanya listrik yang lebih stabil, kami bisa menggunakan mesin-mesin modern untuk memotong kayu dan mempercepat proses pembuatan kapal. Ini membuka pintu bagi lebih banyak pesanan, baik dari dalam maupun luar negeri,” ujarnya dengan mata berbinar.

Proses pembuatan kapal pinisi dengan bantuan listrik di Tana Beru, Bulukumba.

Di tangan-tangan para pengrajin ini, kayu-kayu yang dulu mungkin hanya dilihat sebagai bahan mentah kini menjelma menjadi kapal-kapal megah yang siap mengarungi samudera luas, berkat listrik yang menggerakkan mesin-mesin canggih. Listrik PLN di Bulukumba telah menjadi nafas bagi industri lokal, memampukan mereka untuk bersaing di pasar global dengan hasil karya yang lebih cepat, efisien, dan berkualitas.

Lebih dari sekadar sektor ekonomi, PLN juga memberikan dampak yang nyata dalam sektor pendidikan. Di sudut lain Bulukumba, seorang guru bernama Nurhayati mengisahkan perubahan yang terjadi di sekolah tempatnya mengajar di Desa Tugodeng, Kecamatan Herlang. “Dulu, anak-anak sering kesulitan belajar saat malam karena minimnya penerangan. Sekarang, dengan listrik yang lebih stabil, sekolah kami bisa memanfaatkan teknologi untuk mengajar, mulai dari proyektor hingga komputer. Anak-anak jadi lebih antusias belajar, mereka merasa sekolah lebih hidup,” katanya. Listrik tidak hanya menerangi ruang kelas, tetapi juga menerangi mimpi dan harapan anak-anak Bulukumba, yang kini tumbuh dengan akses yang lebih baik terhadap pendidikan berkualitas.

Siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru yang menggunakan proyektor.

Melihat dampak yang begitu besar dari listrik PLN, tidak berlebihan jika menyebut bahwa PLN adalah penggerak utama roda perekonomian dan pembangunan sosial di Kabupaten Bulukumba. Setiap aliran listrik yang masuk ke rumah-rumah, sekolah, dan usaha kecil, membawa secercah harapan bagi masa depan yang lebih cerah. Tidak ada lagi keterbatasan waktu untuk bekerja, belajar, dan berinovasi. Semua bergerak lebih cepat, lebih terhubung, dan lebih produktif.

Bagi masyarakat Bulukumba, kehadiran PLN adalah anugerah yang nyata, sebuah perubahan yang dirasakan setiap hari, dari pagi hingga malam, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam aliran listrik yang tampak sederhana, tersimpan cerita tentang perjuangan, harapan, dan kemajuan. Kabupaten Bulukumba yang dulu sering kali luput dari sorotan kini berdiri tegak dengan segala potensinya, bersinar terang bersama energi yang mengalir melalui kabel-kabel listrik PLN.

Ke depan, harapan besar tergantung pada sinergi antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk terus menjaga dan mengembangkan apa yang sudah ada. Kabupaten Bulukumba dengan segala kekayaannya harus mampu memanfaatkan potensi energi ini untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan membawa manfaat bagi semua kalangan. Dengan listrik yang terus mengalir, Bulukumba tidak hanya akan dikenal sebagai penghasil kapal Pinisi, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan kemajuan yang berkelanjutan, tempat di mana mimpi-mimpi besar dirajut bersama cahaya yang tidak pernah padam.

Inilah kisah Bulukumba yang baru, kisah tentang bagaimana PLN menjadi cahaya yang menggerakkan kehidupan, menerangi harapan, dan membawa perubahan yang nyata di setiap sudut kabupaten ini. Di bawah langit Sulawesi yang biru, Bulukumba terus bergerak maju, dengan energi yang melintasi setiap rumah, usaha, dan sekolah, membawa masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan bagi seluruh warganya.

Tak hanya di satu bidang, PLN juga mengambil peran besar dalam mempercepat modernisasi infrastruktur dan inovasi teknologi. Listrik menjadi pemicu lahirnya revolusi digital di Bulukumba. Pembangunan jaringan internet berbasis listrik membuka pintu bagi masyarakat pedesaan untuk terhubung dengan dunia luar. Koneksi yang lebih cepat dan stabil ini memungkinkan bisnis lokal untuk berkembang, pendidikan jarak jauh diterapkan, serta informasi lebih mudah diakses.

Inovasi yang ditunjukkan oleh PLN di Bulukumba tidak hanya terbatas pada penyediaan energi. Program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PLN turut memberikan dampak positif, khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal. Salah satu inisiatif unggulannya adalah pelatihan keterampilan teknis dan manajemen bagi pengusaha kecil dan menengah. Berbekal pengetahuan baru ini, banyak pelaku usaha di Bulukumba kini lebih percaya diri dalam mengelola bisnis mereka dan bahkan mampu memperluas pasarnya hingga ke luar daerah.

Pelatihan keterampilan teknis dan manajemen bagi pengusaha kecil dan menengah yang diselenggarakan oleh PLN.

Program ini memperlihatkan bahwa PLN tidak hanya peduli pada penyediaan energi, tetapi juga pada bagaimana energi tersebut digunakan untuk menciptakan perubahan positif di tengah masyarakat. Dengan memberikan bekal keterampilan, PLN membantu masyarakat untuk mandiri secara ekonomi, menciptakan peluang kerja baru, dan mengurangi ketimpangan sosial.

Tak diragukan lagi, peran PLN sebagai penggerak utama roda ekonomi dan sosial di Bulukumba semakin nyata dan terasa. Listrik yang dulunya hanya dilihat sebagai kebutuhan dasar, kini menjadi sumber energi yang mendorong kemajuan di berbagai sektor. Kabupaten Bulukumba telah menemukan ritmenya, berlari mengejar mimpi yang lebih besar dengan PLN sebagai penggerak utama di belakangnya.

Upaya Majukan Kampus, UM Bulukumba dan Universitas Khairun Lakukan Kerjasama

WARTASULSEL, BULUKUMBA – Universitas Muhammadiyah (UM) Bulukumba melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Khairun di Dafandra Villa Tanjung Bira, Sabtu (31/08/2024).

Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama (KUIK) dan kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) turut hadir mendampingi rektor UM Bulukumba. Sementara itu hadir dari pihak Universitas Khairun, terdiri dari rektor, wakil rektor 2, kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), beserta dosen lainnya.

Penandatanganan MoU yang dilakukan bertujuan untuk dosen, mahasiswa, dan tendik dari UM Bulukumba dan Universitas Khairun untuk saling berkolaborasi dimulai dari kegiatan yang sederhana seperti dosen tamu, team teaching ataupun pertukaran mahasiswa.

Rektor UM Bulukumba, Dr. H. Jumase Basra, M.Si. mengucapkan selamat datang kepada rombongan Universitas Khairun.

“Selamat datang kepada rombongan Universitas Khairun, kami sangat bersyukur bisa bersilaturahmi, sekaligus dapat berkolaborasi dalam mengembangkan institusi khususnya dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi”, ucapnya.

Ia juga mengapresiasi atas inisiasi kerjasama yang dituangkan dalam penandatanganan MoU dengan harapan pengembangan institusi di masa yang akan datang.

“Lebih penting daripada penandatanganan MoU adalah bagaimana kita dapat mengimplementasikannya dengan baik. Semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan output yang bermanfaat bagi kedua belah pihak”, tambahnya.

Sementara itu rektor Unkhair, Dr. Muhammad Ridha Ajam, M.Hum. menyambut baik pelaksananaan kegiatan ini, ia juga memaparkan sebagaimana pentingnya perluasan kerjasama dan kolaborasi antar institusi dalam kaitannya dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Penandatanganan MoU ini diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah baru dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi di kedua institusi dengan menerapkan kurikulum MBKM. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat demi tercapainya peningkatan IKU (Indikator Kinerja Utama) bagi masing-masing institusi” jelasnya.

Masih di tempat yang sama kepala KUIK, Emirati, S.Pd., M.Pd. mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak sehingga penandatanganan MoU terlaksana dengan baik.

“Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, semoga momentum ini dapat menjadi awal yang baik untuk kita menjemput peluang demi memajukan kedua institusi”, tuturnya. (Syayyidina Ali)

Rektor UM Bulukumba Tandatangan Naskah Kerjasama dengan Universitas Islam Malang

WARTASULSEL, BULUKUMBA – Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Bulukumba hadiri penandatanganan naskah kerja sama antara Universitas Islam Malang dengan PTS LLDIKTI Wilayah IX di Aula Ridwan Saleh Mattayang LLDIKTI Wilayah IX, Kamis (22/08/2024).

Semangat kolaborasi dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Dr. Andi Lukman, M. Si. mengatakan bahwa sekarang merupakan era globalisasi yang memerlukan kolaborasi agar perguruan tinggi dapat berkembang.

“Kolaborasi adalah keniscayaan, jika kita tidak melakukan kolaborasi maka kita akan jauh tertinggal dan tidak mungkin kita akan berkembang. Oleh karena itu, kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi perguruan tinggi kita dalam mempersiapkan mahasiswa dan tenaga kerja yang berkualitas serta siap bersaing di era globalisasi”, ucapnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Islam Malang, Prof. Drs. H. Junaidi Mistar, M. Pd., Ph. D. mengucapkan terima kasih karena kampus Universitas Islam Malang telah dipilih dari sekian banyaknya kampus di Indonesia.

“Saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya karena telah memilih Universitas Islam Malang sebagai partner (rekan) kerja sama untuk meningkatkan perguruan tinggi kita masing-masing”, tuturnya.

Masih di tempat yang sama rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Bulukumba, Dr. H. Jumase Basra, M.Si. berharap melalui kerja sama yang dilakukan dapat memberikan dampak positif untuk kemajuan UM Bulukumba.

“Dengan terjalinnya kerjasama yang erat antara Universitas Islam Malang dan PTS LLDIKTI Wilayah IX, diharapkan dapat memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan mutu pendidikan khususnya untuk UM Bulukumba”, harapnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dengan tema “Peningkatan Tata Kelola dan Manajemen Perguruan Tinggi dalam Upaya Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi” oleh rektor Universitas Islam Malang.

UM Bulukumba Sukses Menggelar Tes CAMABA Gelombang Terakhir

WARTASULSEL, BULUKUMBA – Universitas Muhammadiyah (UM) Bulukumba menggelar tes calon mahasiswa baru gelombang terakhir di Lecture Theatre untuk tes tertulis, sedangkan untuk tes wawancara diadakan di Auditorium KH. Ahmad Dahlan (Kamis, 22/08/2024). Tes penerimaan ini merupakan tahap seleksi penting bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan di UM Bulukumba.

Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru, Syayyidina Ali, S.Pd, M.Hum. menyampaikan terima kasih kepada jajaran pimpinan dan seluruh panitia PMB yang telah terlibat mulai dari gelombang 1 sampai gelombang 3.

“Terima kasih kepada jajaran pimpinan, terima kasih kepada seluruh panitia PMB atas kerjasama dan kerja kerasnya sehingga penerimaan mahasiswa baru tahun 2024 sukses terlaksana”, ucapnya.

Ia juga berharap UM Bulukumba dapat melahirkan generasi yang dapat berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

“Dengan selesainya tes penerimaan ini, UM Bulukumba berharap dapat melahirkan generasi baru yang mampu berkontribusi dalam peningkatan mutu di berbagai bidang di Indonesia, khususnya di wilayah kabupaten Bulukumba dan sekitarnya”, tambahnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Bulukumba Dr. H. Jumase Basra, M.Si. berharap para peserta dapat mengikuti ujian dengan baik.

“Kita semua berharap seluruh peserta dapat melakukan ujian dengan baik dan dapat lulus seluruhnya menjadi mahasiswa UM Bulukumba, dan camaba yang akan diterima kelak akan dibimbing dengan baik. Mereka juga akan diarahkan untuk menjadi insan akademis dan kaum intelektual muda yang mumpuni serta berguna bagi nusa dan bangsa di masa mendatang”, ucapnya.

Salah satu peserta, Nadya yang memilih Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia menyampaikan alasannya memilih UM Bulukumba sebagai tempat kuliah.

“Saya memilih UM Bulukumba sebagai tempat kuliah, selain kampus ini berkualitas, tempatnya lebih dekat dari rumah, bisa menghemat biaya dan bisa membantu orang tua,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan rasa syukur dan harapannya setelah mengikuti ujian. “Alhamdulillah saya bisa mengerjakan seluruh rangkaian tes. Saya berharap bisa lulus menjadi mahasiswa UM Bulukumba. Jika diterima, saya ingin menyelesaikan studi tepat waktu dengan prestasi yang sebaik-baiknya, sehingga akan membanggakan almamater dan keluarga. ,” ungkapnya.

Perkuat Lulusan Unggul, UM Bulukumba Gelar BAMA

Wartasulsel, Bulukumba – Universitas Muhammadiyah (UM) Bulukumba menggelar program inovatif sebagai tanda langkah berkemajuan dalam implementasi nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Program tersebut, yang dikenal sebagai Baitul Arqam Mahasiswa Akhir (BAMA), diadakan untuk seluruh mahasiswa tingkat akhir sebagai bagian dari langkah-langkah untuk memperkuat pemahaman mereka terhadap nilai-nilai tersebut.

Sebanyak 80 mahasiswa tingkat akhir UM Bulukumba mengikuti BAMA angkatan 1 Tahun 2024 dengan tema “Sarjana Smart Mencerahkan Ummat dengan Kepribadian Nilai-nilai Islam Kemuhammadiyahan” yang akan dilaksanakan sebanyak 3 gelombang. Kegiatan BAMA dilaksanakan selama 2 hari 1 malam di kampus UM Bulukumba, terhitung 30-31 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan program wajib bagi seluruh mahasiswa tingkat akhir sebelum melakukan yudisium dan wisuda sarjana.

Hal tersebut ditegaskan oleh Rektor UM Bulukumba, Dr. H. Jumase Basra, M.Si. saat membuka Baitul Arqam angkatan 1 Tahun 2024 di Auditorium KH. Ahmad Dahlan , Selasa (30/07/2024).

“Seluruh mahasiswa yang akan yudisium dan wisuda sarjana diwajibkan untuk mengikuti BAMA Agar nilai-nilai (Ilmu) yang didapatkan di Baitul Arqam, bisa diimplementasikan setelah lulus dari kampus UM Bulukumba. Maka mahasiswa diharapkan membawa nilai-nilai Kemuhammadiyahan dimanapun mereka berada,” tegasnya.

Senada dengan ketua panitia, Andi Marwan, S.Ag., M.Pd. mengatakan bahwa BAMA adalah salah satu program wajib yang diikuti oleh mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah, selain mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD) di saat menjadi mahasiswa baru.

“Saat masuk menjadi mahasiswa dan disaat mau keluar, wajib mengikuti program ini, itu sudah menjadi ketentuan agar memiliki kesamaan pemahaman tentang Kemuhammadiyahan itu,” ucapnya.

Sedangkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr. Husain Abdurrahman M.Pdi mengapresiasi dan menyambut baik atas terlaksananya kegiatan perkaderan Baitul Arqam Mahasiswa Akhir (BAMA) UM Bulukumba.

“Saya mengapresiasi UM Bulukumba karena kegiatan ini dapat terlaksana. Semoga melalui kegiatan ini, nantinya mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan ikut mensyiarkan kebesaran Allah SWT. agar kita semua menjadi orang-orang yang beriman dan bertaqwa serta dapat memajukan persyarikatan Muhammadiyah ,” paparnya.

Lebih lanjut, PWM Sulsel menyampaikan bahwa Islam benci kejahilan, Islam menjauhi kekufuran, dan Islam sangat menghendaki kemajuan, memerlukan modernisasi dan mendukung pembaharuan.

“Kita tidak boleh pasif tapi harus berpikir positif, kreatif dan solid sehingga mampu mengetahui perkembangan zaman dimana saja tanpa meninggalkan nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK)”, tutupnya.

Andi Nurhikmah, Resmi Menakhodai Nasyiatul Aisyiyah Bulukumba

Wartasulsel.org, Bulukumba – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) melantik Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Bulukumba untuk periode 2022-2026 dengan mengusung tema “Transformasi Gerakan Dakwah Pencerahan Perempuan Muda Muhammadiyah untuk Bulukumba Berkeadaban” (Ahad, 14/07/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh PP Nasyiatul Aisyiyah, Bupati Bulukumba yang diwakili oleh Kepala Kesbangpol, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Sulawesi-Selatan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab. Bulukumba, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kab. Bulukumba, Badan Pengurus Harian (BPH) UM Bulukumba, Dosen Universitas Muhammadiyah Bulukumba, Perwakilan Ortom, dan Ormas Sipil se-kabupaten Bulukumba.

Bupati Kabupaten Bulukumba yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesbangpol, Ahmad Arfan mengucapkan selamat dan harapannya kepada PD Nasyiatul Aisyiyah yang sebelumnya dan yang baru dilantik.

“Selamat kepada pengurus yang baru dilantik, dan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pengurus sebelumnya. Melalui pelantikan ini, Nasyiatul Aisyiyah mampu membuktikan bahwa PDNA Bulukumba adalah ormas paling banyak bekerjasama dengan pihak Kesbangpol Bulukumba, peran PDNA cukup besar di kabupaten Bulukumba. PDNA adalah Ormas “Role Model” di kabupaten Bulukumba,” ucapnya.

Dirinya berharap organisasi Nasyiatul Aisyiyah dengan kepengurusan baru ini dapat mendukung dan bersinergi dengan pemerintah dan yang utama membawa dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat.

“Jadikan organisasi Nasyiatul Aisyiyah ini sebagai penopang program pemerintah, dan mempunyai manfaat yang besar bagi masyarakat” ujarnya

Senada dengan PW Nasyiatul Aisyiyah, Nur Fadilah Amin, S.Pd., M.Pd. juga mengapresiasi seluruh pengurus Nasyiatul Aisyiyah.

“Meski 9 bulan baru bisa dilantik, kami sangat mengapresiasi seluruh pengurus yg terus bergerak, bekerja, dan berjuang dalam memajukan gerakan perempuan muda serta memberdayakan perempuan. Kami akan selalu membersamai pergerakan PDNA Bulukumba”, pungkasnya.

PW Nasyiatul Aisyiyah juga berpesan kepada para pengurus PDNA kab. Bulukumba agar amanah yang diberikan ini tidak dijadikan sebagai beban, namun sebaliknya dijadikan sebagai nikmat dan jalan untuk berbuat kebaikan dan bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat.

“Kami berharap seluruh pengurus jangan saling menjatuhkan, tetapi saling membahagiakan satu sama lain demi mencapai tujuan Muhammadiyah serta dengan kepengurusan baru ini, kami berharap PDNA Bulukumba dapat mendukung dan bersinergi dengan pemerintah dan yang utama membawa dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat.

Sedangkan Dr. Andi Nurhikmah, M.Pd. ketua PD Nasyiatul Aisyiyah yang baru dilantik juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kemajuan Nasyiatul Aisyiyah.

“Saya berterimakasih kepada semua pihak yang sempat hadir dan selalu mendukung kemajuan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Bulukumba. PDNA Bulukumba akan terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan utamanya bagi perempuan muda Islam,” ujarnya.

Akhir sambutan ia juga berharap seluruh pengurus dapat bersatu dalam memajukan persyarikatan.

“Kita harus bersatu dalam bergerak demi kemajuan persyarikatan yang berlandaskan pada nilai-nilai kemuhammadiyahan, begitupun senantiasa berkolaborasi dengan banyak pihak. Dan yg terpenting adalah bagaimana kita konsisten dalam Beramar ma’ruf nahi mungkar,” tutupnya.

Aktivis di Bulukumba; Biaya Tes Psikologi Rp100 adalah Pungli dan Pemobodohan

Bulukumba, WARTASULSEL — Biaya tes psikologi SIM (Surat Izin Mengemudi) Rp100 ribu yang berlaku di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga adalah pungutan liar atau pungli.

Selain itu, biaya tes psikologi SIM juga disebut sebut sebagai pembodohan terhadap warga.

Karena, biaya tes psikologi SIM Rp100 ribu diduga tidak berpayung hukum, tidak diatur dalam undang undang mana pun.

Hal itu sebagaimana yang diungkapkan oleh aktivis Pemerhati Masyarakat Sipil, Daeng Amir, warga Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

“Biaya tes psikologi SIM Rp100 ribu adalah Pungli, karena tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) atau pun Peraturan Daerah (Perda),” tutur Amir ditemui Kamis (20/7/23).

“Beda dengan tarif tes kesehatan SIM, kalau itu ada Perdanya. Makanya saya minta ini dimuat (diberitakan) agar masyarakat tahu, karena ini (biaya tes psikologi SIM Rp100 ribu) Pungli dan pembodohan, membodoh bodohi masyarakat,” tandasnya.

Kasat Lantas Polres Bulukumba AKP Jamal yang dikonfirmasi mengaku bahwa hal itu bukan wewenang Satlantas karena dikelola oleh pihak ketiga.

“Bukan wewenang Satlantas makanya semua loket pelayanan tes psikologi di luar area Satpas. Silahkan hubungi pak Sahar pihak ketiga yang mengatur tes psikologi SIM,” ungkap Jamal.

Sementara itu, Sahar yang dikonfirmasi via telpon menampik bahwa biaya tes psikologi Rp100 ribu itu adalah Pungli.

Sahar mengaku telah bekerjasama dengan beberapa lembaga yang ada di Sulsel untuk menaikkan biaya tes psikologi SIM dari Rp50 ribu menjadi Rp100 ribu.

“Kami bekerjasama dengan beberapa lembaga di Sulsel dan disepakati menaikkan tarif tes psikologi SIM. Jadi kami itu pak, namanya Himpsi atau Himpunan Psikologi Indonesia,” ungkap Sahar.

“Yang mendasari kami menaikkan tarif dari Rp50 menjadi Rp100 ribu adalah berdasarkan rapat pimpinan tanggal 29 Desember 2022, pada rapat itu diputuskan menaikkan tarif tes psikologi pertanggal 3 Januari 2023 menjadi Rp100 ribu,” tambannya.

Saat ditanya apa regulasi atau payung hukum yang mengatur tarif tes psikologi SIM Rp100 ribu, Sahar tidak menjawab pertanyaan itu.

“Kami tidak bisa membuat Undang Undang sendiri pak,” terang Sahar.

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.