WARTASULSEL, SELAYAR – Salah satu rumah milik warga yang menjadi korban gempa di Kecamatan Pasilambena empat tahun lalu kini memasuki tahun kelima tanpa perbaikan berarti. Rumah tersebut, yang dihuni oleh seorang ibu bernama Pati tinggal sendiri, kini hanya bertahan dengan kondisi darurat, ditopang oleh bambu.
Hardi, salah satu warga setempat, menyampaikan bahwa rumah ini sempat rusak parah saat gempa terjadi dan hanya diperbaiki seadanya karena keterbatasan biaya. “Kalau ini sama sekali tidak tersentuh, padahal sewaktu gempa rumah ini rusak berat. Sekarang tinggal menunggu roboh, karena tidak ada biaya untuk memperbaiki,” ujar Hardi.
Kondisi rumah semakin memprihatinkan. Selain rapuh, rumah tersebut juga rawan tenggelam ketika air laut pasang. Saat pengambilan gambar pada Minggu (29/12/2024) pukul 17.39 WITA, air laut sedang surut, sehingga rumah tampak berdiri. Namun, ketika air pasang, rumah ini terendam, menambah beban bagi penghuninya.
Camat Pasilambena, Andi Irwan saat di konfirmasi, menyampaikan bahwa pada bulan November lalu, Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) telah melakukan survei dan pendataan terkait rencana relokasi warga di wilayah Pasilambena. Relokasi tersebut akan dilakukan dengan program pembangunan rumah susun (rusun) atau rumah khusus. Ucapnya via WhatsAppnya
Adapun progres relokasi saat ini, sebagian warga telah pindah ke lokasi relokasi yang disediakan, sementara sebagian lainnya masih tinggal di wilayah asal mereka. Wilayah yang menjadi prioritas relokasi meliputi Latokdok, Lembang, Tadu, Garaupa, dan Garaupa Raya.
Selain itu, Camat Andi Irwan juga mencatat bahwa di Desa Latokdok, sudah ada tiga rumah yang dibangun secara mandiri oleh warga sebagai bagian dari upaya relokasi mandiri.
Warga Pasilambena terus berharap agar pihak berwenang segera merealisasikan janji perbaikan bagi korban gempa. Mereka meminta perhatian serius untuk mengatasi kondisi ini, terutama bagi masyarakat yang paling rentan.
Masyarakat kini mempertanyakan sejauh mana komitmen pemerintah dalam menangani korban gempa yang hingga kini masih harus bertahan dengan kondisi darurat.