Miris, Kepedulian Pemdes Jinato kepada warga di kesampingkan

WARTASULSEL – Astang, warga Dusun Kayu Bulan Desa Jinato, Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar, mengaku rumahnya yang rumahnya tertimpa pohon tumbang imbas angin kencang yang terjadi pada Minggu 10 Desember 2023 lalu, hingga saat ini tidak terlaporkan ke Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar.

“Saya pastikan belum di laporkan ke Dinas Sosial, Pak. Buktinya sampai sekarang tidak pernah ada Staf Desa Jinato yang mengambil data, apa-apa saja kerusakan rumah saya setelah tertimpa pohon tumbang tersebut,” ucap Astang, kepada Pewarta, pada Sabtu (23/12/2023) malam.

Dia menjelaskan jika rumahnya tertimpa pohon seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 10 Desember 2023 malam. Saat itu, kata Astang, tiba-tiba saja datang angin kencang dan merubuhkan sebuah pohon besar yang kemudian menimpa bagian depan atau serambi rumahnya.

Ditanya terkait harapannya kepada Pemerintah Desa yang saat ini belum juga melaporkan kejadian tersebut ke Pihak Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar, Astang hanya terdiam. Pasalnya, kata Astang, pasca kejadian tidak seorang pun Pemerintah Desa Jinato yang datang mendata atas bencana yang menimpanya.

“Kalau ditaksir untuk membiayai kerusakannya itu kurang lebih 3 jutaan. Bagi orang lain itu mungkin kecilji, Pak,” ucapnya.

Dia hanya bisa pasrah dengan kejadian yang dialaminya. Sementara itu, pihak Tagana Dinsos Kepulauan Selayar Andi Tanrasang saat dikonfirmasi Pewarta, pada Minggu (23/12/2023) pagi, mengatakan belum ada laporan bencana dari Pemerintah Desa Jinato yang diterima oleh pihak Dinsos Selayar. “Belum,” jawabnya.

Hal yang sama juga disampaikan Patta Raja selaku Kabid Limjamsos Dinas Sosial Kepulauan Selayar. Kepada Pewarta dirinya juga mengatakan jika belum ada laporan yang diterimanya dari pihak Pemerintah Desa Jinato. “Belumpi,” jawab Patta Raja, singkat. (Tim).

Proyek tanggul Desa Jinato kuat dugaan gunakan material ilegal

WARTASULSEL– Proyek pembangunan tanggul penahan ombak di pantai barat Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate, Kepulauan Selayar diduga tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pembangunannya. Selain itu proyek ini diduga sebagian materialnya diambil dari batu yang dikumpulkan warga setahun lalu dan pasir tak sesuai spek proyek tersebut.

Selama hampir dua pekan pelaksanaan kegiatan dilokasi proyek, pelaksana tidak memasang papan bicara, dan pelaksana juga dinilai mengabaikan keselamatan pekerja yang membiarkan tidak menggunakan pakaian keselamatan tenaga kerja.

” Ia, proyek ratusan juta itu tidak jelas tanpa papan bicara sehingga dinilai tidak transfaran. Masyarakat tidak tahu sumber anggarannya dari mana dan berapa, termasuk adanya dugaan penggunaan material yang tidak sesuai bestek, ” ujar Andi Bahtiar, Pemerhati Pembangunan Selayar, Minggu (3/12/2023).

Bahtiar menyampaikan kalau sebagian penggunaan material diduga menggunakan jenis pasir pantai dan material batunya sebagian diambil dari material dari tanggul lama yang telah hancur diterjang gelombang sebelumnya.

Andi Bahtiar meminta kepada pihak-pihak yang berwenang untuk pengawasan agar turun melihat hal ini.

Kepada Pewarta, salah seorang pekerja batu menyebut bahwa proyek tersebut dari salah seorang anggota dewan. Namun tidak menyebut namanya. Termasuk pekerja juga tidak mengetahui nama perusahaan dimana Ia bekerja. Tukang hanya menyebut nama kontraktornya.

Penggunaan material batu dan pasir diakui oleh pekerja diambil dari sekitar pulau Jinato.

Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate yang diberi informasi mengenai dugaan penggunaan dan pengambilan material di pulau Jinato dalam Taman Nasional Takabonerate menjawab akan melakukan klarifikasi atas hal ini.

” Terima kasih infonya, baik kita klarifikasi lebih lanjut,” jawab Ir. Ahmad Yani, Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate, Senin (3/12/2023).

Pemerhati pembangunan Selayar, Andi Bahtiar menyebut bahwa proyek-proyek pemerintah di Kepulauan Selayar memang agak kurang atau agak longgar pengawasan.

Dan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Mending tidak usah ada pembangunan kalau kualitasnya tidak dijamin. Karena akan terjadi pemborosan anggaran daerah.

Tidak sebanding dengan kondisi ekonomi warganya yang saat ini sangat terpuruk dan butuh bantuan pemerintah tanpa embel-embel kepentingan politik. (Tim

Pengerjaan tanggul Desa Jinato tanpa Papan Proyek kuat dugaan ada permainan

WARTASULSEL – Proyek pembangunan tanggul penahan ombak dipantai barat Pulau Jinato, Kecamatan Takabonerate, Kepulauan Selayar diduga tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pembangunannya.

” Ia, proyek ratusan juta itu tidak jelas karena kita tidak tahu sumber anggarannya dari mana dan berapa, termasuk adanya dugaan penggunaan material yang tidak sesuai juknis, ” ujar Andi Bahtiar, Pemerhati Pembangunan Selayar, Minggu (3/12/2023).

Bahtiar menyampaikan kalau sebagian penggunaan material diduga menggunakan jenis pasir pantai dan material batunya sebagian diambil dari material dari tanggul lama yang telah hancur diterjang gelombang sebelumnya.

Proyek ini dilaksanakan tanpa memasang papan proyek sebagai papan bicara. Dengan alasan masih menyusul. Pelaksanaannya sendiri telah berjalan kurang lebih dua pekan.

Andi Bahtiar meminta kepada pihak-pihak yang berwenang untuk pengawasan agar turun melihat hal ini.

Sementara itu tukang pelaksana pekerjaan mengakui bahwa sebagian material batu yang digubakan adalah material bongkaran tanggul sebelumnya dan batu yang ada dibibir pantai yang sebelumnya dikumpulkan oleh warga untuk menahan ombak.

Catatan lain yang diterima oleh Pewarta, bahwa kegiatan proyek tanggul ini adalah kegiatan salah seorang oknum anggota dprd. Selain itu catatan tambahan lainnya yang diterima Pewarta bahwa banyak proyek proyek kecil daerah yang dibagi seperti kacang goreng tanpa pengawasan. Diantaranya jamban keluarga dan oaket bantuan perbengkelan serta bantuan bantaun desa yang diklaim sebagai bantuan parpol atau caleg. (Tim).