WARTASULSEL – Air menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya diperlukan sebagai air minum saja, Namun air bersih juga sangat dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan.
Air memiliki nilai yang sangat besar untuk rumah tangga kita, makanan, budaya, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan keutuhan lingkungan alam kita.
Ketersediaan air bersih di Desa Bontomalling dulunya sangat sulit didapatkan, khusus di dusun Biropa dan Erelompa yang letak geografisnya berbatasan langsung dengan laut. Sehingga air tanah menjadi payau dan tidak memiliki ketersediaan sumber air baku, seperti sungai dan danau.
Sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan air bersih, warga desa Bontomalling secara mandiri memanfaatkan mata air, yakni aliran air tanah yang muncul ke permukaan tanah secara alami atau disebut (Timbulak) dalam bahasa Selayar. Namun, untuk sampai di rumah harus diangkat dengan menggunakan wadah ember dan jerigen.
Lalu kemudian pemerintah dan warga desa Bontomalling melakukan upaya lain, untuk mempermudah mendapatkan air bersih tanpa bersusah payah dengan cara membuat sumur bor serta instalasi perpipaan air yang dilakukan secara mandiri maupun berkelompok.
Seiring berjalannya waktu, timbul masalah baru. Kebutuhan air bersih di masyarakat semakin meningkat, sehingga berbagai sumur bor yang ada sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan warga.
Kemudian melalui Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tahun 2021, Desa Bontomalling Khususnya mendapatkan bantuan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) BJP Komunal Tematik Kematian dan Stunting. namun pemanfaatannya tidak maksimal.
Sehingga sebagian warga meminta untuk memompa air dari sumur bor bekas kebun budidaya tanaman porang milik Kades Bontomalling, agar dapatkan menambah volume air bersih yang dialirkan melalui saluran perpipaan SPAM tersebut.
Seiring berjalan waktu menjelang pemilihan legislatif 2024, sumur bor yang berfungsi membantu menambah volume air melalui saluran perpipaan SPAM yang dimanfaatkan warga itu menjadi sorotan, isu negatif kepada pemerintah desa.
Sebagai Kepala Desa Bontomalling, Andi Suhri merasa tidak nyaman terhadap isu miring yang berkembang di masyarakat Kepulauan Selayar. Rumor yang berkembang itu, mengarah kepada diri Andi Suhri sebagai Kades, diisukan telah melakukan monopoli atau menguasai air bersih sebagai kebutuhan dasar masyarakat Dusun Erelompa, Desa Bontomalling Kecamatan Pasimasunggu Timur.
Bukan hanya itu, Kades Bontomalling juga dicurigai melakukan pemutusan jaringan pipa instalasi air bersih yang mengalir ke setiap rumah warga tertentu yang tidak memilihnya saat Pilkades. Selain itu, Sumber air bersih dijadikan bahan barter kepentingan politik menjelang Pileg 2024 untuk anaknya yang menjadi calon anggota DPRD kepulauan selayar.
Menanggapi Isu berkembang itu, Tim Realiti News mengunjungi langsung Andi Suhri sebagai pemerintah Desa dan salah satu warga di dusun Erelompa Desa Bontomalling, untuk dimintai penjelasan terkait isu tersebut.