Tidak Ada Formasi PPPK Tahun 2024 Pertanian, Tenaga Kontrak di Selayar Kecewa

WARTASULSEL, SELAYAR  — Sejumlah tenaga kontrak yang bertugas di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Selayar mengeluhkan ketiadaan formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dalam seleksi tahun 2024. Keluhan ini mencuat karena banyak di antara mereka yang telah mengabdi selama bertahun-tahun namun belum mendapat kepastian status kepegawaian.

Seorang tenaga kontrak Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Selayar HR mengungkapkan kekecewaannya atas situasi ini. “Kami sudah lama mengabdi dan berharap ada kepastian karier dengan adanya seleksi PPPK. Namun, tahun ini tidak ada formasi bagi kami di sektor pertanian, sehingga kami merasa diabaikan,” tuturnya.

Ketiadaan formasi PPPK di sektor pertanian untuk tahun 2024 dinilai menjadi kendala bagi para tenaga kontrak yang berharap mendapatkan status kepegawaian yang lebih pasti. Menurut beberapa sumber, tenaga kontrak di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Selayar berjumlah lebih dari 100 orang, sebagian besar di antaranya telah bekerja selama lebih dari lima tahun.

Situasi ini menambah panjang daftar keluhan dari para pekerja kontrak di berbagai sektor yang menghadapi ketidakpastian status kepegawaian. Para tenaga kontrak berharap pemerintah memberikan perhatian serius terhadap nasib mereka yang telah lama berkontribusi untuk daerah.

Pemuda Pasimasunggu Kecewa: Pertandingan Sepak Bola Ditiadakan pada Perayaan HUT RI ke-79

Wartasulsel, Pasimasunggu Selayar – Keputusan untuk meniadakan pertandingan sepak bola dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-79 di Pasimasunggu telah menimbulkan kekecewaan di kalangan pemuda setempat. Biasanya, pertandingan sepak bola merupakan salah satu kegiatan yang paling dinantikan oleh warga, khususnya para pemuda, sebagai ajang kompetisi dan hiburan.

Seorang perwakilan pemuda Pasimasunggu Iksar menyatakan, “Kami sangat kecewa dengan keputusan ini. Sepak bola bukan hanya hiburan, tetapi juga simbol persatuan dan semangat kebersamaan di antara masyarakat kami. Kami berharap panitia dapat mempertimbangkan kembali keputusan ini agar tradisi yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini bisa terus dilanjutkan.” Ungkapnya

Alasan di balik pembatalan pertandingan sepak bola ini belum sepenuhnya jelas, tetapi terdapat spekulasi bahwa hal tersebut terkait dengan masalah anggaran dan kendala teknis. Meskipun demikian, para pemuda berharap ada alternatif kegiatan yang bisa menggantikan kegembiraan dan semangat kompetisi yang biasanya dirasakan saat pertandingan sepak bola.

Perayaan HUT RI di Pasimasunggu tetap berlangsung dengan berbagai kegiatan lainnya, namun hilangnya pertandingan sepak bola menjadi sorotan utama dalam perbincangan warga. Semoga ke depannya, panitia dapat menemukan solusi agar kegiatan yang sangat dinantikan ini bisa kembali hadir di perayaan HUT RI yang akan datang.