Habiskan Anggaran, FTB Hanya Diramaikan Rombongan OPD dan Panitia

WARTASULSEL, SELAYAR – Beberapa pengunjung Festival Takabonerate (FTB) yang diadakan di Desa Jinato, Kecamatan Takabonerate, mulai kembali ke Kota Benteng. Salah seorang pengunjung dari Kota Benteng, bernama Andi, menyatakan bahwa festival ini hanya diramaikan oleh rombongan dari kabupaten, sebagian besar terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Yang ramai hanya orang Benteng saja. Banyak rumah warga yang disiapkan sebagai homestay tidak terpakai. Sebagian besar yang menginap adalah pejabat pemkab,” kata Andi, Sabtu (12/10).

Ia menjelaskan bahwa banyak orang hadir saat pembukaan, namun setelah itu, sebagian besar langsung pulang karena tidak ada yang menarik. Termasuk Sekretaris Pariwisata Provinsi dan rombongannya, yang juga meninggalkan acara setelah pembukaan.

“Kalau hanya ingin mengumpulkan banyak orang, mending sekalian adakan rapat seluruh OPD di Jinato atau Tinabo, tidak perlu festival, efeknya sama saja,” tambahnya.

Hingga saat ini, Kepala Dinas Pariwisata Ichsan Haeruddin belum memberikan keterangan terbuka mengenai anggaran FTB. Namun, diketahui bahwa selain dianggarkan di APBD Kabupaten, Pemkab juga mengajukan proposal ke Bank Indonesia, Bank Sulsel, Bank BRI, dan sejumlah sponsor lainnya. Selain itu, acara ini juga didukung oleh Disparbud Provinsi Sulsel dan Balai Taman Nasional Takabonerate.

“Ini kasihan sekali, negara bikin kegiatan dengan uang negara, tapi yang datang dan menikmati juga memakai SPPD dari uang negara. Ini bukan pengembangan pariwisata, ini hanya menghabiskan anggaran,” kata Andi.

Andi juga mengakui bahwa ada beberapa tamu, termasuk dari kapal pesiar wisata yang singgah di Jinato. Namun, menurutnya, rombongan tersebut membayar kepada Balai Taman Nasional, bukan sebagai pendapatan untuk acara atau daerah.

“Pariwisata itu industri, kita ajak orang datang untuk menguntungkan daerah. Kalau event FTB ini malah merugikan daerah, tentu perlu dievaluasi,” tutupnya.(Tim)

Festival Taka Bonerate Tak Mempunyai Inovasi, Ini Tanggapan Masyarakat Selayar

WARTASULSEL, SELAYAR – Festival Taka Bonerate kembali diselenggarakan dengan berbagai rangkaian acara yang spektakuler. Namun, menurut salah satu tokoh masyarakat, Nur Kamar Syam, ada beberapa hal yang bisa diperbaiki untuk lebih meningkatkan daya tarik festival ini, terutama dalam upaya menarik wisatawan dari luar daerah bahkan mancanegara.

“Event ini luar biasa, dengan rangkaian acara yang juga luar biasa, tapi saya rasa masyarakat mungkin bertanya-tanya mengapa acaranya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Nur Kamar Syam. Ia menyarankan beberapa ide kreatif untuk menjadikan festival ini lebih dinamis dan menarik, seperti lomba kreativitas bertema pariwisata, karnaval budaya maritim yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai suku yang ada di Selayar seperti Jawa, Bugis, dan Buton.

“Karnaval budaya bisa menjadi daya tarik tersendiri jika seluruh masyarakat terlibat, apalagi Selayar ini multikultural,” lanjutnya. Selain itu, ia juga mengusulkan untuk mengadakan pagelaran seni daerah seperti Batti-batti, Manca’ atau Kontau, Dide, serta lomba desain booth di lokasi event yang bisa mengangkat tema modern atau natural.

Nur Kamar Syam juga menyarankan adanya lomba bahasa asing, lomba kuliner khas daerah, dan berbagai acara lain yang lebih inovatif. “Saya rasa kita sepakat dan berharap jika event tahunan ini bisa menarik wisatawan, bukan hanya wisatawan lokal, tapi juga nasional dan bahkan mancanegara. Namun, jika suguhannya masih serupa dengan tahun sebelumnya, mungkin kurang wah,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya melibatkan komunitas dan organisasi setempat untuk berpartisipasi, misalnya dengan menyediakan booth yang menarik di setiap event. Selain itu, ia juga menyoroti pelaksanaan beberapa acara yang sering bersamaan, yang membuat pengunjung kesulitan memilih acara mana yang akan dihadiri.

Di pusat kegiatan yang berada di Pulau Jinato, sebaiknya konsepnya direncanakan lebih matang agar memberikan dampak positif, terutama bagi perekonomian masyarakat setempat selama dan setelah acara berlangsung, sehingga tidak ada keluhan yang muncul,” tutupnya.

Dengan berbagai masukan ini, diharapkan Festival Taka Bonerate ke depan bisa semakin meriah dan berhasil membawa Selayar sebagai destinasi wisata unggulan, tidak hanya di mata wisatawan lokal, tetapi juga dunia.

Pj. Gubernur Batal Datang, Festival Takabonerate Tuai Sorotan

WARTASULSEL, SELAYAR – Pj Gubernur Sulawesi Selatan Zudan Arif Fakrulloh dikabarkan batal hadir pada pelaksanaan Festival Takabonerate 2024. Termasuk batal melaksanakan semua agendanya di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pelaksanaan Festival Taka Bonerate dan Dive Camp 2024 di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, pada 6 – 12 Oktober 2024. Rencananya akan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting termasuk diinformasikan Gubernur Sulawesi Selatan. Namun nama-nama pejabat tersebut kemudian batal datang karena tidak dapat helikopter

” Informasi bahwa sampai saat ini belum dapat helikopter. Helikopter yang biasa dipakai Pak Pj terpakai di IKN, jawab Ihsan, Kadis Pariwisata Selayar, Rabu (9/10/2024).

Selain itu, Ihsan juga membalas Pewarta bahwa pejabat yang tidak jadi datang adalah mereka yang akan mendampingi PJ. Gubernur.

Sementara itu, informasi terkait anggaran pelaksanaan Festival Takabonerate, hingga saat ini belum dapat diketahui pasti. Kadis Pariwisata menyebut bahwa kegiatan ini ada PPTK nya.

” Klu itu sy tidak terlalu paham, ada PPTK nya” , jawab Ihsan singkat

Selang waktu beberapa menit kemudian, di konfirmasi PPTK melalui Telp WhatsApp 09/10/2024, Mengatakan, klo soal anggarannya Pak yang di tanyakan, konfirmasi Ki langsung ke Kadis. Ucapnya

Informasi yang beredar diruang publik menyebut angka cukup lumayan besar. Namun tidak jelas jumlahnya.

Kegiatan ini juga banyak disayangkan karena tidak terpublikasi dengan baik bahkan kegiatan ini menuai sorotan karena tidak mencerminkan sebagai suatu festival yang layak mengangkat nama daerah kepulauan ini. Bahkan setiap tahun pelaksanaan selalu mendapat sorotan.

Sementara itu, sejumlah pemerhati juga mempertanyakan tujuan dan manfaat yang dirasakan masyarakat Kepulauan Selayar dari pelaksanaan festival ini.