Dugaan Pembiaran di APMS Terkait Antrian Pelangsir BBM

Wartasulsel.org, Selayar – Sebuah dugaan pembiaran mengemuka terkait antrian pelangsir bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Agen Pengisian Minyak (APMS). Dalam laporan yang dihimpun, terdapat bukti yang menunjukkan adanya ketidakwajaran dalam penanganan antrian tersebut.

Sebagian besar kasus menyoroti keengganan petugas di APMS untuk menangani antrian dengan tepat waktu. Kondisi ini menciptakan kerumitan bagi pengemudi dan pemilik kendaraan yang harus menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan pasokan BBM.

Warga yang berada di lokasi hampir tiap datang pasokan Pertalite Daeng Ambo mengatakan, Yang habiskan stock BBM Subsidi jenis Pertalite adalah pelangsir yang ramai pada tiap APMS. ungkapnya

” Kami berharap adanya perhatian dari pihak berwenang menertibkan keadaan ini, tapi dari dulu hingga sekarang tidak ada perhatian untuk menangani ”

Selain itu, terdapat indikasi bahwa pihak terkait, baik dalam lingkup APMS maupun pemerintah setempat, terlibat dalam praktek pembiaran ini. Hal ini menimbulkan kecurigaan akan adanya kolusi atau malpraktek yang merugikan masyarakat.

Kendati telah muncul berbagai keluhan dan bukti terkait masalah ini, belum terlihat tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah antrian pelangsir BBM di APMS. Masyarakat menuntut transparansi dan akuntabilitas dari pihak terkait untuk menjamin pelayanan yang adil dan merata bagi semua pihak yang membutuhkan.

banner Umbulukumba.ac.id

Pelabuhan Pattumbukang lahan surga bagi penikmatnya

Wartasulsel – Pelabuhan feri Pattumbukang Kabupaten Kepulauan Selayar yang berada di bagian selatan Pulau Selayar kerap dijadikan tempat transaksi bahan bakar minyak (bbm) yang diduga illegal. Termasuk dijadikan sebagai tempat bongkar muat bahan bakar minyak solar yang diduga solar subsidi kebutuhan kapal tugboat penarik tongkang sejak sebulan terakhir.

Terungkapnya hal dugaan transaksi liar dan illegal ini berawal dari informasi warga sekitar bahwa sering ada ratusan drum bbm jenis solar dan bensin terparkir di ujung dermaga pelabuhan feri Pattumbukang yang diangkut oleh mobil truk.

Kegiatan bongkar muat bahan bakar di dermaga feri ini juga dinilai cukup berbahaya jika bersamaan dengan arus bongkar muat penumpang kapal feri yang sandar.

Andi Hamzah pemerhati pembangunan Selayar menyebut bahwa salah satu aktivitas yang membuat kuota solar untuk masyarakat Kepulauan Selayar adalah aktivitas illegal di dermaga Pattumbukang dan hal ini bukan luput dari perhatian Pemerintah tapi sebenarnya diketahui tapi tak ada yang bisa bertindak. ” Saya kira di sana ada petugas pelabuhannya, jadi yang bertanggungjawab harus pengelola pelabuhan Pattumbukang di Pemprov Sulsel, mereka yang lakukan pembiaran dan mereka juga yang menyiapkan sarana dermaganya” ujar Andi.

Misalnya praktek penjualan bahan bakar solar ke kapal tugboat yang sudah hampir 2 bulan di pelabuhan itu. Kami mensinyalir kuat bahwa solar yang dijual ke kapal tugboat adalah solar subsidi kuota warga Selayar, lalu mana penegakan hukumnya ? Bayangkan ketika seorang nelayan atau kapal nelayan memuat solar untuk kebutuhan lebih kemudian dipersoalkan sementara yang diduga transaksinya miring malah dibiarkan.

Belum lagi praktek lainnya di daratan dan Kepulauan Selayar menyangkut bahan bakar solar, ga ada habis habisnya dan ujungnya masyarakat tak berdaya dan merasakan ketidak adilan dalam penyediaan bahan bakar solar dengan harga selangit, ujar Andi.

Andi berharap agar Jokowi, Kapolri dan Panglima TNI bisa melihat kondisi ketersediaan solar bagi masyarakat petani dan nelayan Selayar yang hingga saat ini menjadi praktek patgulipat pemilik modal dan pemilik kewenangan.

Sejumlah pihak yang terkait dengan info maraknya praktek bongkar muat bbm pelabuhan Pattumbukang telah dihubungi dan di mintai konfirmasi namun tak satupun yang menjawab. (Tim).

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.